Remaja masa kini hidup di era yang berbeda jauh dengan orang tua mereka. Kalau dulu nongkrong hanya bisa di warung kopi atau lapangan futsal, sekarang dunia remaja bisa “nongkrong” di banyak tempat: Instagram, TikTok, sampai Discord. Identitas seorang remaja sering kali terlihat dari bio media sosial, jumlah followers, atau bahkan feed yang aesthetic.
Di balik semua keseruan dunia digital, ada satu pertanyaan yang sering muncul : “Siapa aku sebenarnya?” Banyak remaja yang masih mencari jati diri, entah lewat hobi, circle pertemanan, atau cara mereka mengekspresikan diri di dunia maya. Proses ini wajar banget, karena masa remaja memang masa pencarian.
Kisah Penolakan yang Berubah Menjadi Kesuksesan : J.K Rowling dan Buku Harry Potter
Buat remaja zaman now, self-branding udah kayak menu wajib. Ada yang menunjukkan bakat musik lewat TikTok, ada yang jago bikin konten meme, ada juga yang bangga dengan “photo dump” ala candid aesthetic. Semua itu sah-sah aja, karena membangun citra diri di dunia maya memang bagian dari proses pertumbuhan.
Namun, ada hal yang sering terlupakan: self-branding bukan berarti harus jadi orang lain. Justru, semakin autentik dan jujur, semakin kuat brand diri kita. Orang lebih suka melihat sesuatu yang real dibandingkan persona palsu yang dibuat hanya untuk terlihat sempurna.
Kata “healing” sekarang udah jadi bahasa sehari-hari. Mulai dari healing ke pantai, nonton konser, sampai sekadar tidur seharian di kamar. Bedanya, remaja dulu nyebutnya “butuh refreshing”. Fenomena ini menunjukkan bahwa kesadaran remaja terhadap kesehatan mental makin tinggi, dan itu sesuatu yang positif.
Di Tengah Ramainya Perdebatan #TeamConrad vs #TeamJeremiah, Siapa yang Layak Mendampingi Belly?
Walaupun media sosial seru, nggak bisa dipungkiri kalau ada juga tekanan di baliknya. FOMO (Fear of Missing Out), insecure lihat teman lebih sukses, atau kebiasaan membandingkan diri dengan influencer sering bikin remaja merasa kurang. Padahal, hidup bukan sekadar highlight di Instagram story atau jumlah likes di TikTok.
Tips Buat Remaja Masa Kini:
1. Kenali diri sendiri – Temukan passion yang benar-benar kamu suka.
2. Bijak main medsos – Gunakan untuk hiburan dan belajar, jangan sampai kecanduan.
3. Prioritaskan kesehatan mental – Jangan takut istirahat atau minta bantuan kalau perlu.
4. Berani gagal – Ingat, setiap orang butuh proses untuk tumbuh.
Remaja masa kini punya peluang besar dengan semua teknologi dan akses informasi yang ada. Tapi jangan sampai lupa: yang terpenting bukan sekadar followers, likes, atau konten aesthetic, melainkan bagaimana kita bisa jadi versi terbaik dari diri sendiri. Karena di ujung hari, yang bikin keren bukan filter IG, tapi keaslian kita.
Reporter : Sella Jessica
Penyunting : Afaf Kemala Nararrya
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI