Mohon tunggu...
DUTA INOVATIF (DUTIV)™
DUTA INOVATIF (DUTIV)™ Mohon Tunggu... Media Publikasi, Berita dan Artikel Inovatif

Media Publikasi Tim Duta Inovatif (DUTIV) By Youth Idea Community (YIC), menyajikan beragam Artikel dan Berita Inovatif mengenai Pendidikan dan Sosial.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah Pilu Balita Raya di Sukabumi : Infeksi Cacing Berat dan Kondisi Sanitasi yang Memprihatinkan

23 Agustus 2025   06:10 Diperbarui: 23 Agustus 2025   04:33 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi Balita Raya di Sukabumi (Sumber : Photo by Tribun Oleh Penulis)

Kisah tragis balita bernama Raya asal Kabupaten Sukabumi menjadi perhatian luas masyarakat karena kondisi kesehatan yang sangat memprihatinkan. Pada tahun 2025, Raya meninggal dunia setelah seluruh tubuhnya dipenuhi ribuan cacing gelang yang menyebar hingga ke paru-paru dan otak. Kasus ini membuka mata publik tentang permasalahan gizi buruk, pola asuh keluarga yang kurang memadai, serta kondisi sanitasi di lingkungan tempat tinggalnya.

Raya, yang saat itu berusia empat tahun, diketahui sudah lama mengalami gizi buruk dan sering mendapatkan pemantauan rutin di posyandu. Namun, kondisi kesehatannya terus memburuk hingga pada pertengahan Juli 2025 ia dibawa ke RSUD R. Syamsudin dalam keadaan kritis dan tidak sadarkan diri. Tim medis menemukan cacing keluar dari hidung, mulut, hingga anusnya dengan panjang mencapai 15 cm, dan total berat cacing hidup lebih dari satu kilogram.

Gambar RSUD Syamsudin Sukabumi (Sumber : Photo by Detik Oleh Penulis)
Gambar RSUD Syamsudin Sukabumi (Sumber : Photo by Detik Oleh Penulis)

Penyakit yang diderita Raya adalah askariasis berat, infeksi cacing gelang yang menyerang organ vital, akibat tertelannya telur cacing melalui makanan, minuman, dan tangan kotor. Sayangnya, kondisi kesehatan Raya yang sudah sangat parah membuat pengobatan cacing tidak optimal. Selain itu, keterlambatan pemberian perawatan medis yang intensif juga menjadi faktor utama memburuknya kondisi Raya.

Faktor lain yang turut memperberat keadaan adalah kondisi keluarga Raya. Ibunya mengalami gangguan jiwa, sedangkan ayahnya menderita penyakit TBC, sehingga pola asuh dan perhatian terhadap kesehatan anak menjadi sangat kurang. Pemerintah dan petugas kesehatan desa sempat memberikan bantuan berupa makanan bergizi dan obat cacing secara rutin, namun keterbatasan akses dan dukungan keluarga membuat penanganan menjadi tidak maksimal.

Arc deTrimphe Van Java : Mengapa Monumen Simpang Lima Gumul Begitu Memikat? Baca Selengkapnya...

Dari sisi sanitasi dan lingkungan, kondisi tempat tinggal Raya diperkirakan juga menjadi sumber infeksi cacing. Kebiasaan bermain di area tidak bersih dan kurangnya fasilitas sanitasi layak di desa menjadi faktor risiko tinggi penularan penyakit parasit ini. Desa tersebut mendapat teguran keras dari Gubernur Jawa Barat karena dinilai lalai dalam menjalankan fungsi posyandu dan pelayanan kesehatan dasar.

Gambar Lingkungan Desa di Sukabumi (Sumber : Photo by Radar Sukabumi Oleh Penulis)
Gambar Lingkungan Desa di Sukabumi (Sumber : Photo by Radar Sukabumi Oleh Penulis)

Kasus meninggalnya Raya juga mengundang kecaman keras dari masyarakat dan sejumlah lembaga nasional yang menyoroti lemahnya sistem perlindungan anak dan kesehatan masyarakat desa. Mereka menyebut perlunya perbaikan sistem deteksi dini gizi buruk, pemberian edukasi pola asuh, serta peningkatan pelayanan kesehatan preventif dan promotif agar kejadian serupa tidak terulang.

Pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi telah menyatakan komitmen untuk memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan di tingkat desa dan meningkatkan koordinasi antar lembaga agar pemantauan dan penanganan kasus gizi buruk dapat berjalan efektif. Sanksi administratif juga akan diberikan kepada aparat desa yang gagal menjalankan fungsi posyandu dan pelayanannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun