Membuka kenangan lewat rasa yang tak tergantikan. Pernah nggak sih, kamu mencicipi makanan yang langsung membuatmu merasa seperti sedang duduk di bangku sekolah dasar, tertawa bersama teman-teman, atau menanti ibu pulang membawa jajanan favorit, Telur gulung, mie lidi, es lilin, kue cubit, semua itu bukan sekadar camilan, tapi pintu ke masa lalu. Kini, makanan-makanan jadul ini kembali muncul di sekitar kita, bukan hanya dalam bentuk, tapi juga dalam rasa dan cerita. Remaja masa kini pun ikut jatuh cinta. Tapi, kenapa makanan itu kembali digemari? Apa istimewanya? Yuk, kita selami bersama kisah di balik satu rasa yang bikin nostalgia.
Makanan nostalgia adalah makanan yang dulu sering dikonsumsi saat masa kecil, terutama di era 90-an hingga awal 2000an. Contohnya seperti permen kaki, chiki lawas, es serut, cokelat payung, hingga jajanan pasar seperti kue cubit atau klepon. Kini makanan-makanan ini bukan hanya hadir kembali, tapi dikemas dengan sentuhan modern yang tetap mempertahankan cita rasa aslinya.
Remaja dan anak muda masa kini, khususnya generasi Z, ternyata sangat antusias menyambut tren makanan jadul. Mereka penasaran dengan cita rasa masa lalu dan ingin merasakan apa yang dulu sering diceritakan oleh orang tua mereka. Selain itu, para pelaku UMKM, konten kreator, hingga kafe kekinian juga turut memperkenalkan makanan ini dengan kemasan dan tampilan yang lebih Instagramable.
Bukan Gagal, Tapi Proses : Langkah Nyata Seorang Mahasiswa Menjadi Inspirasi
Tren makanan nostalgia mulai terlihat kembali sekitar tahun 2018 dan makin booming di era pandemi, ketika banyak orang merasa rindu akan masa lalu. Media sosial seperti TikTok, Instagram, dan YouTube menjadi ruang utama kebangkitan rasa-rasa lama ini.Kalau dulu hanya bisa dibeli di depan gerbang sekolah, sekarang makanan-makanan nostalgia ini bisa ditemukan di bazar makanan, festival kuliner, dan bahkan dijual secara online. Beberapa kafe juga sengaja menyajikan konsep retro dengan menu khusus jajanan masa kecil.
Karena makanan tidak hanya soal rasa, tapi juga soal rasa rindu. Di tengah hidup yang semakin kompleks dan cepat, makanan masa kecil memberikan kenyamanan emosional. Rasa sederhana seperti telur gulung atau es lilin bisa membawa seseorang kembali ke masa yang lebih tenang dan membahagiakan. Makanan ini mengandung "emosi" yang tidak bisa didapatkan dari makanan mewah sekali pun.
Makanan jadul kini banyak dimodifikasi tanpa menghilangkan identitas aslinya. Misalnya, kue cubit dengan topping modern, chiki lawas dalam kemasan kekinian, dan minuman sirup jadul dengan botol estetik. Bahkan banyak remaja yang menjadikan makanan ini konten viral dan ide bisnis. Ini membuktikan bahwa satu rasa bisa bertahan lintas generasi, asal dikemas dengan cara yang tepat
Makanan masa kecil bukan hanya urusan perut, tapi juga tentang hati. Ia mengingatkan kita akan tawa polos, canda bersama teman, dan rasa syukur atas hal-hal sederhana. Di tengah era digital dan makanan modern yang serba cepat, satu rasa dari masa lalu masih bisa mengalahkan semuanya. Ia membawa kita pulang, bukan ke tempat, tapi ke perasaan. Jadi, ketika kamu menggigit sepotong kue cubit atau menyeruput es sirup jadul, percayalah: kamu tidak hanya makan, kamu sedang mengenang dan itulah kekuatan makanan nostalgia. Ia tidak pernah benar-benar pergi. Ia hanya menunggu kita kembali.
Reporter : Fatimah Azhar Zahirah