Yudistira Wahyu Akbar, pemuda berusia 18 tahun asal DKI Jakarta, adalah contoh nyata bagaimana hobi dan ketertarikan sejak dini dapat berkembang menjadi potensi besar yang berdampak luas. Lahir sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, Yudistira menemukan panggilan jiwanya di dunia visual seperti fotografi dan sinematografi. Didukung minatnya terhadap teknologi dan otomotif, ia mengasah keterampilannya sebagai medium ekspresi sekaligus alat untuk menyampaikan pesan sosial.
Perjalanan Yudistira dimulai dari kebiasaan sederhana : merakit perangkat dan mendokumentasikan momen-momen kecil di sekelilingnya. Dari situ, ia menyadari bahwa dunia visual bukan hanya tempat untuk mengekspresikan diri, melainkan juga lahan yang subur untuk membangun makna dan menyuarakan isu-isu penting. Kini, ia terus mengembangkan diri baik di bidang kreatif, akademik, maupun teknis, sambil aktif terlibat dalam berbagai proyek berdampak sosial.
Berbagai prestasi telah ia torehkan sebagai bukti kesungguhannya. Ia menjadi juara Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) hingga tingkat nasional, memenangkan lomba film di tingkat kota dan provinsi termasuk di ajang Labschool Film Festival, serta berhasil menyelesaikan program pengayaan internasional dari berbagai universitas ternama seperti Oxford University, University of Michigan, Denmark Technical University, dan lainnya.
Optimisme Yudistira lahir dari pandangan sederhana namun kuat : bahwa setiap perubahan besar bermula dari langkah kecil yang konsisten. Ia percaya rasa ingin tahu dan semangat belajar dari pengalaman nyata adalah kunci untuk mengejar mimpi. Bagi Yudistira, kerja keras tidak akan mengkhianati hasil jika dilandasi dedikasi dan tujuan yang jelas.
Ketika ditanya mengapa memilih bidang visual sebagai jalur yang ia tekuni, Yudistira menjawab lugas bahwa media visual memiliki kekuatan untuk menyampaikan pesan, membangun empati, hingga menggerakkan aksi nyata. Ia meyakini bahwa lewat sinematografi dan fotografi, seseorang bisa menjadi agen perubahan sosial serta menyebarkan edukasi yang menyentuh banyak kalangan.
Menjaga konsistensi dalam dunia kreatif tentu bukan perkara mudah. Namun bagi Yudistira, semangat itu tumbuh dari kecintaannya terhadap proses kreatif. Ia terus mencari tantangan baru dan cerita yang belum terungkap, sambil belajar dari komunitas, mentor, dan pengalaman langsung di lapangan. Inilah yang membuatnya terus berprogres tanpa merasa jenuh.
Ke depan, Yudistira berharap dapat mengembangkan proyek-proyek lintas disiplin yang berdampak, terutama yang menggabungkan kreativitas visual, teknologi ramah lingkungan, dan edukasi sosial. Target terdekatnya adalah memperkuat portofolio serta membangun inisiatif digital yang menjangkau generasi muda di Asia Tenggara.
Sego Tiwul : Mengungkap Pesona Nasi Unik Dari Tanah Jawa