“Kenapa Bu Tarwa bisa pingsan?” tanya seorang tentangga yang pertama kali datang.
Merespon pertanyaan tersebut, Boni segera menceritakan kronologi yang terjadi. Mendengar cerita tersebut, sontak seluruh tetangga yang hadir di rumah Bu Tarwan terkejut.
“Lebih baik sekarang saya telpon ambulance, setahu saya Bu Tarwan punya riwayat sakit jantung,” celetuk salah seorang warga lain yang menggunakan kaus merah dan bercelana pendek.
Sembari menunggu ambulance datang, beberapa warga ada yang pamit untuk pulang. Namun tidak sedikit warga yang masih tetap berjaga di rumah Bu Tarwan, mana kali ada bantuan yang bisa diberikan.
Semangat gotong royong dari warga tersebut nampak begitu terlihat, ketika salah seorang warga segera membuatkan Boni teh angat manis dan membawakan camilan.
Butuh waktu 30 menit untuk ambulance datang. Ketika datang, suara ambulance tersebut cukup terdengar nyaring dan lebih banyak menarik perhatian warga sekitar.
Petugas dengan pakaian lengkap segera mengevakuasi Bu Tarwan untuk dibawa ke rumah sakit terdekat. Namun, sebelum balik badan, petugas tersebut sempat bertanya ke warga sekitar. “Siapa kerabat terdekatnya?” tanya salah seorang petugas.
Menyadari Bu Tarwan hanya hidup dengan Toni, Boni dengan inisiatif segera pasang badan untuk menjawab pertanyaan tersebut. “Saya pak,” jawabnya.
“Baik sehabis ini, kamu susul kami di rumah sakit, langsung temui tim di UGD rumah sakit,” perintah petugas.
“Baik saya akan ke sana,” jawab Boni.
Selesai percakapan tersebut, dengan cepat petugas segera membawa Bu Tarwan masuk ke mobil ambulance untuk mendapatkan perawatan selanjutnya.