Mohon tunggu...
Dustin Dwi N
Dustin Dwi N Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercubuana

Dustin Dwi Novpriyo_41120010024_Dosen Pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Variabel Krusial Penolong Mahasiswa dari Jurang Pengangguran Itu Bernama "Seni Komunikasi"

27 September 2022   02:11 Diperbarui: 27 September 2022   02:17 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hikayat Aristoteles dalam 'Retorika' menerangkan jika "hidup ini adalah perihal seni berkomunikasi sebab dunia ini sejatinya fiksi belaka, dan realita yang kita terima adalah fiksi yang sempurna". Kerangka pemikiran itu boleh jadi merupakan gagasan yang mendorong seseorang untuk terampil dalam menyempurnakan keahlian berkomunikasinya untuk segala perkara kehidupan. Sebab itulah, setidaknya para mahasiswa kudu menyadari kepentingan empat landasan keahlian berbahasa secara berimbang.

Membaca ialah langkah mendasar untuk memahami mekanisme kritis teoretis suatu gagasan dan ide. Dalam prinsipnya, membaca adalah istilah sederhana untuk mengolah aksara dan disaring dalam memori kognitif. 

Membaca adalah urgensi; sesuatu yang objektif dan semestinya mencapai satuan target spesifik. Oleh sebab itu, membaca adalah perantara awal seseorang untuk menjadi sosok yang komunikatif sebab setiap orang perlu membaca untuk bermacam urusan; entah mendalami suatu ilmu pengetahuan, memahami teknis-teknis dalam melakukan sesuatu, hingga sarana kreatif untuk direproduksi. Sementara itu, menulis adalah penyempurnaan dari pemanfaatan membaca tersebut. 

Pramodya Anata Toer pernah mengutipkan "penanda seseorang diakui oleh semesta dan bahagia hidup di dunia ditandai oleh kemampuannya menghasilkan karya, dan menulis adalah berkarya untuk keabadian". Kutipan itu menandai jika perkara menulis bukanlah sesuatu yang sederhana belaka. Menulis adalah perkara memperbaik kapasitas bahasa dan tentu menyampaikan orisinalitas sudut pandang personal. 

Proses menulis sendiri amatlah sistematis dan bertahap sehingga keahlian dalam bidang ini juga dapat menunjang perkara pendalam pengetahuan serta kapasitas intra-dokumentatif dalam urusan-urusan pengarsipan.

Dua instrumen terakhir dalam keahlian berbahasa komunikasi ialah menyimak dan berbicara yang mana keduanya saling bertemali satu sama lain. Menyimak adalah proses aktualisasi retorika secara praktis. Sebagaimana suatu komunikasi yang baik ini sejatinya bersifat umpan-balik atau dua arah. Menyimak adalah proses menyerap informasi, mengandalkan psikomotorik dan kognitif mengolah informasi, dan menanggapi hasil simakan itu sebagai penghidupan keberlanjutan komunikasi. 

Keahlian menyimak yang baik ini mampu membantu seseorang untuk menyortir penting tidaknya informasi, mengoptimalkan peranan normatif dengan lawan bicara, dan menunjukkan kapasitas moral diri. Jika seseorang mampu menempatkan kemampuan simakan dalam situasinya dengan baik, ia tentu akan mendapatkan kemudahan interaksi dengan bermacam jenis karakteristik individu. Penyempurnaan dalam topik keahlian berbahasa komunikasi pasca menyimak adalah berbicara. 

Bahasa adalah alat bantu paling berguna bagi manusia dengan/untuk manusia lainnya. Keutamaan berbicara didorong oleh mentalitas psikologis, pengalaman kebahasaan yang baik, penguasaan kosakata terampil, dan disiplin tutur kata yang sesuai pada situasinya. Berbicara adalah keahlian yang sejatinya perlu diperdalam oleh mahasiswa, sebagaimana berbicara merupakan kertas bagi tinta-tinta relasi tertuang. Kompetensi berbicara yang mumpuni akan mempermudah seseorang untuk mendapatkan informasi, menjalin relasi, memperluas wawasan, dan tentu mempermudah urusan-urusan sehari-hari.

Kepekaan untuk mendalami aspek keahlian berbahasa ini tentunya amat penting bagi mahasiswa dalam upaya mengembangkan potensi diri. Dimulai dari pendalaman keahlian bahasa ini, membaca dapat mendorong mahasiswa mengetahui gagasan teoretis dan aktialitas informasi, menulis dapat meningkatkan kreativitas penguatan ide-ide cemerlang, menyimak merupakan salah satu prasyarat dalam berkehidupan sosial layak, dan berbicara tentu berkenaan dengan penguasaan diri baik secara emosi atau menaruh diri pada situasi yang 'terselamatka' karena retorikanya. 

Melalui kapasitas keahlian berbahasa ini pula, mahasiswa tidak tuntas sampai di zona nyamannya, terus menempa diri melalui pendalaman pengetahuan, tidak mudah ditipudaya oleh fenomena sesaat atau missinformasi, dan dihargai sebagai individu yang percaya diri mampu mencapai target-target bidang pekerjaan layak dan dijaukan dari jurang u-em apalagi penganggur penuh waktu.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun