Mohon tunggu...
ITAH M. MAFAHIR
ITAH M. MAFAHIR Mohon Tunggu... -

man jadda wa jada

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Anak Manja? Salah Siapa Sih…….????

3 Desember 2013   11:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:23 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ayah Bunda yang berbahagia, apakah ada diantara buah hati Ayah Bunda yang manja? Jika ada saya akan sharring sedikit, tentang kemungkinan penyebabBuah hati kita menjadi manja. Dan inipun merupakan buah pengalaman saya pribadi setelah memiliki lima buah hati. Semoga bermanfaat dan menambah referensi kita dalam menghadapi buah hati tersayang.

Sifat manja sebenarnya hal normal pada anak usia antara 4-6 tahun untuk selalu memperoleh perhatian lebih dari orang tua atau orang-orang di sekelilingnya. Tapi menjadi hal tidak normal ketika anak kita termanja-manja (menjadi sangat manja) dan kemanja-manjaan (bertingkah laku manja) ketika umur sudah menginjak 10 tahun ke atas atau duduk di kelas empat SD ke atas.

Manja dalam kamus besar bahasa Indonesia artinya kurang baik adab kelakuannya, karena selalu diberi hati, tidak pernah ditegur (dimarahi), dituruti semua kehendaknya, dsb. Memanjakan berarti memperlakukan dengan kasih sayang berlebihan sehingga menjadi manja.

Ayah Bunda yang baik hati,  Sifat manja yang dimiliki buah hati kita sebenarnya belum tentu lho itu kesalahan anak-anak kita. Tapi tanpa kita sadari kadang justru kita lah penyebabnya. Karena kita sibuk bekerja, P4 (Pergi Pagi Pulang Petang) atau Jarum Super (Jarang di rumah suka pergi) sehingga seringnya ketika kita ada waktu berkumpul sama mereka apalagi sedang libur kita ingin menebus kesalahan kita dengan memberi hadiah, jalan-jalan, membelikan barang atau mainan yang diinginkan, atau menuruti apa maunya mereka. Apakah betul Bunda? Memang sih, niat awal kita baik menebus kesalahan, bahkan kadang membela diri dengan alasan ingin meningkatkan kualitas pertemuan karena kuantitas pertemuan sangat minim.

Jika itu penyebabnya, sebaiknya kita segera berbenah dan merubah diri apalagi  kalau sudah terlihat gejala manja anak kita sudah mulai parah, bagaimana caranya….?



Kita harus berbicara empat mata dengan mereka untuk bersama-sama membuat kesepakatan, tentang banyak hal. Contohnya : hadiah , akan Bunda berikan jika ada prestasi yang dimiliki oleh anak-anak kita, apakah karena selalu merapikan tempat tidur sendiri,  nilai ulangan di atas 9, merapikan semua perlengkapan sekolah sendiri, sholat tepat waktu tanpa disuruh selama 1 minggu berturut-turut, tidak galak dengan adik, atau rajin membantu Ayah dan Bunda.


Kita harus konsisten dengan aturan tersebut. Ketika kita punya aturan jika ke Mall hanya ada dua pilihan barang (hadiah) yang boleh di beli oleh masing-masing anak, ya kita harus konsisten, biar mereka berlatih untuk  memilih yang terpenting, yang terbaik, sehingga mereka akan terbiasa menggunakan skala prioritas. Jangan karena kasihan ditinggal seharian , Ayah Bunda sering tugas keluar kota, akhirnya kita membuat pemakluman, boleh pilih apa saja yang diinginkan sang buah hati kita. Karena kita liihat buah hati kita kecapekkan akhirnya kita tidak membangunkan sang buah hati  untuk sholat dengan alasan gak tega, dll.


Biasakan anak mandiri, jangan selalu di bantu atau dilayani. Baik ketika menyusun jadual pelajaran, mengambil baju seragam dari lemari, merapikan tali sepatu sendiri, makan pagi sendiri, dll. Karena seringnya sayang kita kepada sang buah hati sehingga kita ingin slalu membantunya, apalagi kalau alasan buru-buru agar tidak terlambat ke sekolah deh…. Kita harus melatih anak-anak kita Bunda, walaupun hasil belum sempurna, lama, atau gak rapi, biarkan mereka berproses apalagi  masih belajar, sambil kita bimbing dengan penuh cinta…


Bunda,  seiring waktu berjalan kitapun harus sambil menanamkan keyakinan kepada anak-anak kita bahwa apapun bisa kita kerjakan kalau kita mau, kita bisa, pasti bisa, dan harus bisa.


Doa kita jangan terputus untuk mereka. Karena Doa adalah senjata kita sebagai orang yang beriman. Serahkan semuanya (setelah memaksimalkan Ikhtiar tentunya)  kepada Dia Sang Pencipta Langit, Bumi, beserta isinya. Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu Alloh SWT.



Demikian sedikit sharring untuk para Ayah Bunda yang rindu memiliki anak-anak yang mandiri dan bertanggung jawab, semoga bermanfaat. Namun karena masih belajar, mohon maaf jika masih banyak kekurangan ya…. Jika ada informasi yang lebih baik, dan lebih lengkap mohon sharenya ya Ayah dan Bunda…. Semoga kita senantiasa diberi kesehatan dan kekuatan untuk dapat mendidik putra-putri kita menjadi anak-anak yang mandiri dan bertanggung jawab baik kepada dirinya sendiri atau keluarga dan masyarakat luas apalagi kepada Alloh SWT, Sang Pencipta. Salam….

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun