Mohon tunggu...
Dur Rofik
Dur Rofik Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Menjadi Pemuda yang Berkompeten

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Covid-19 Tterhadap Pelabuhan di Indonesia

24 Januari 2021   01:56 Diperbarui: 24 Januari 2021   03:48 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Operator pelabuhan dan pelayaran melakukan sejumlah strategi bisnis agar dapat fokus ke aktivitas logistik laut domestik di tengah potensi resesi global dan pandemi virus corona (Covid-19). Karena saat Ini Pelabuhan sangat berdampak penting bagi perekonomian Indonesia, oleh sebab itu kegiatan ekspor dan impor antar negara harus stabil.

Secara total pertumbuhan arus barang sampai dengan Desember 2020 diproyeksikan naik 1,56 persen dari 2019 yaitu 37,4 juta ton dari 36,8 juta ton pada 2019.Dia menegaskan guna mendukung pencapaian target tersebut, sejumlah program strategis telah disiapkan mendongkrak arus barang dan penumpang yang juga diharapkan dapat memberikan pertumbuhan bagi ekonomi di wilayah operasional Pelindo. Upaya tersebut dilakukan melalui relaksasi penumpukan di terminal pelabuhan yang dapat menurunkan biaya logistik. Kebijakan tersebut diharapkan membantu meringankan beban pelanggan."Program lainnya dilakukan melalui peningkatan kerja sama dengan mitra untuk memperluas pasar Pelindo, secara khusus di wilayah kerja Pelindo  merupakan wilayah dengan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri TUKS dan Terminal Khusus Tersus terbesar di Indonesia, dan dikarenakan covid-19 maka biaya untuk bongkar muat barang menjadi lumayan mahal.

"Secara umum kegiatan bongkar muat di pelabuhan tidak terganggu, walaupun ada treatment khusus untuk pencegahan Covid-19 bagi kapal-kapal yang akan sandar. Sebab kebutuhan logistik masyarakat tetap normal seperti biasa," jelas Direktur Utama PT Pelindo IV, Prasetyadi. Prasetyadi mengatakan kondisi di Wilayah Timur Indonesia berbeda dengan di Wilayah Barat.

"Di mana Wilayah Timur basisnya adalah komoditas dan konsumsi, tidak seperti di Wilayah Barat yang lebih banyak industri. Sehingga dua hal itu tetap bertahan walaupun pandemi Covid-19," ucap Prasetyadi pada Rabu (27/5/2020). Ia menuturkan, pendapatan paling besar adalah dari pelayanan bongkar muat barang dan hanya terdampak sedikit oleh wabah virus corona, terutama di Sulawesi Selatan dan Kawasan Timur Indonesia (KTI).Prasetyadi menyebut, total arus peti kemas (throughput) di seluruh pelabuhan kelolaan Perseroan rata-rata mencapai 2,2 juta TEUs per tahun. Dari angka tersebut hanya sekitar 2% kegiatan ekspor, selebihnya bongkar muat domestik. Sementara itu dari sisi bisnis kata Dirut Pelindo IV, dia meyakini kegiatan ekspor utamanya dari Pelabuhan Makassar akan kembali menggeliat, jika pelabuhan-pelabuhan di beberapa negara tujuan seperti China, Jepang dan Korea sudah dibuka kembali pasca diberlakukannya lockdown.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun