Mohon tunggu...
Dunia Jilbab
Dunia Jilbab Mohon Tunggu... wiraswasta -

Komunitas muslimah Berani Hijrah terbesar di Indonesia, dengan visi menuju hijrah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Seragamku Tak Sejalan dengan SyariatNya

2 September 2015   18:26 Diperbarui: 2 September 2015   18:26 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamualaikum wr wb

Alhamdulillah hari demi hari semakin besar rasa ingin temanku untuk menutup auratnya secara sempurna sesuai dengan syariat islam. Akan tetapi, hari demi hari pula semakin besar rasa irinya kepada para ukhti fillah yang memiliki kesempatan lebih besar untuk memakai jilbab yang benar.

Perkenalkan ia adalah seorang mahasiswi salah satu sekolah kedinasan yang ada di Surabaya yang sekarang masih berusaha untuk bisa menggapai cinta suciNya. Alhamdulillah ia telah mengenakan kerudung sejak kelas 1 SMP, meskipun waktu itu saat ia keluar rumah masih sering lepas kerudung, tapi semenjak baba sama ummi nya pulang dari tanah suci ia lebih sering menutup aurat dan cintanya kepada Allah semakin bertambah.

Flashback 2 tahun yang lalu saat ia masih duduk di bangku SMA, ia memiliki cita-cita untuk bisa membahagiakan kedua orang tua nya dengan cara ia bisa melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi dengan biaya gratis atau setidaknya membayar dengan nominal yang tidak terlalu tinggi dan setelah lulus kuliah nanti masa depannya sudah ada di tangan, jadi tidak perlu melamar pekerjaan kesana sini dan biasanya sekolah yang seperti ini adalah sekolah kedinasan atau sekolah ikatan dinas. “Aku lebih memilih susah di depan (baca: saat pendaftaran) daripada udah lulus nanti” katanya dan Alhamdulillah atas izin Allah salah satu sekolah kedinasan yang ia inginkan akhirnya menjadi sekolah tempat ia menimba ilmu sekarang.

Akan tetapi seiring dengan keinginannya untuk bisa menjadi seorang muslimah yang taat pada Allah, ia mengkaji ilmu 

islam dari berbagai sumber dan sekarang ia hanya bisa menyalahkan diri sendiri karena seragam yang wajib dikenakannya sehari-hari cukup membuka aurat karena seragamnya identik dengan kata “pas body”, sangat disayangkan juga kerudung yang dikenakan wajib dimasukkan baju. Tujuan dari sekolah sendiri mungkin agar seragam yang dikenakannya rapi dan tidak ribet saat melakukan aktivitas sehari-hari, akan tetapi hal tersebut malah bertentangan dengan ajaran islam.

Sesungguhnya sudah ada beberapa peringatan dan keterangan buat para muslimah dalam mengenakan pakaian yang sesuai dengan syariat. Beberapa contohnya yaitu:

“Para wanita yang memakai pakaian yang tipis yang menggambarkan bentuk tubuhnya, pakaian tersebut belum menutupi (anggota tubuh yang wajib ditutup dengan sempurna). Mereka berpakaian, namun hakikatnya mereka telanjang.” (Jilbab Mar’ah Muslimah: 125-126)

[caption caption="berjilbab merupakan bentuk ketaatan pada Allah SWT"][/caption]

“Sebenarnya memakai kerudung dengan cara seperti itu, yakni kerudungnya tidak diulurkan ke dada, adalah tidak benar dan tidak boleh. Sebab cara tersebut menyimpang dari ketentuan al-Qur`an yang mewajibkan mengulurkan kerudung ke atas dada” (QS An-Nuur : 31).

Jadi, jika seorang muslimah tidak mengulurkan kerudungnya ke dada, tapi malah mengikatnya ke belakang (mengelilingi leher) atau memasukkannya ke dalam baju, berarti dia meninggalkan kewajiban dan berdosa. Meskipun dada mereka sudah tertutup oleh kain dari baju.

Allah SWT berfirman :

“Dan hendaklah mereka [perempuan beriman]menutupkan kain kerudung ke dadanya.” (QS An-Nuur [24] : 31)

“… Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung (khimar) ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara lelaki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.... Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.’” (Qs An Nuur: 31)

Setelah menyalahkan diri sendiri akan keputusannya untuk sekolah di sekolah kedinasan tsb, ia sekarang jadi ragu untuk melanjutkannya.

Saat ini ia sedih, gundah, dan sedikit demi sedikit penyesalan selalu muncul dalam benaknya. Niat awalnya memang bagus untuk bisa membahagiakan orang tua dan bisa menghemat biaya pengeluaran untuk sekolahnya. Tapi jika ia menuruti hati kecilnya untuk keluar dari sekolah tsb, ia akan mengecewakan kedua orang tuanya. Dan jika tetap dilanjutkan, dosa-dosanya akan otomatis semakin bertumpuk. Ia selalu ingat bahwa ridho Allah adalah ridho orang tua, maka dari itu ia tidak ingin mengecewakan orang tuanya.

Meski hanya sikap dan ibadah kepada Allah yang bisa ia perbaiki dimana pun ia berada sekarang, ia juga mulai berusaha mengoleksi pakaian syar’i dan memakainya saat di luar ksatrian.

Amanat yang bisa diambil dari cerita tersebut yaitu bersyukurlah wahai ukhti yang memiliki kesempatan lebih besar untuk memakai jilbab daripada si dia, kenakan jilbabmu meskipun hijrahmu masih belum dalam, karena akhlak bisa diperbaiki dengan mudah jika kita menutup aurat dengan baik. Pengalaman pribadi, saat mengenakan pakaian tidak syar’i saya merasa sangat malu, saat berjalan tidak pede dan keinginan untuk dekat kepadaNya naik turun. Tapi saat memakai pakaian syar’i saya merasa terlindungi, aman, dan yang jelas selalu memiliki rasa untuk selalu dekat kepadaNya dan menjaga sikap dengan baik.

Sumber: Dunia Jilbab Official Website

Cukup sekian cerita hijrahnya, jika ada saran untuk si dia akan keterkaitan hukum agama tentang berpakaian dengan keadaannya sekarang, dimohon untuk meninggalkan komen di bawah ini, jazakumullah khairan :)

Wassalamualaikum wr wb

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun