Mohon tunggu...
Dunia Duren
Dunia Duren Mohon Tunggu... -

Duren Sawit

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kekhalifahan Seperti Apa yang Mau Dibangun ISIS-Daulah Islamiyah?

12 Agustus 2014   00:35 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:47 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Well, meski tidak sedikit kelompok-kelompok Islam yang bercita-cita mengembalikan lagi masa kejayaan kekhalifahan, namun hanya ISIS-Daulah Islamiyah yang berani mendeklarasikan kekhalifahan di bawah Khalifah Ibrahim Abu Bakr Al Baghdadi. Karena itu marilah kita melihat kemungkinan seperti apa kekhalifahan yang ingin ditiru oleh ISIS-Daulah Islamiyah ini.

Tentu kita tidak perlu membicarakan khalifah-khalifah dari dinasti Ottoman, Muawiyah, Abbasid dan Umayad, karena mereka tentu kalah dibanding khalifah-khalifah sahabat Nabi yang disebut: Khulafaur Rasyidin, yang arti harafiahnya adalah khalifah-khlaifah yang ditunjuk. Pengertian Khulafaur Rasyidin adalah:empat orang khalifah (pemimpin) pertama agama Islam, yang dipercaya oleh umat Islam sebagai penerus kepemimpinan Nabi Muhammad setelah ia wafat. Mereka ini adalah Abu Bakr, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.

Kita mulai dengan Abu Bakr, bukan Al Baghdadi, tapi Ash-Siddiq, yang dipercaya, sebagai khalifah pertama yang hanya memerintah selama dua tahun saja (632- 634 M). Abu Bakar menjadi khalifah atas usulan Umar bin Khattab.  Bibit perpecahan Sunni-Syiah muncul di sini saat Ali bin Abi Thalib dan Fatima, istrinya, tidak sepakat dengan penunjukkan Abu Bakar sebagai khalifah. Dalam pemerintahannya, Abu Bakar sibuk memerangi pemberontakan-pemberontakan yang dilakukan suku-suku Arab. Sebenarnya bukan memberontak, tapi mereka cuma tidak mau membayar zakat sepeninggal Nabi. Di sini lah muncul Khalid bin Waleed yang menjadi panglima perangnya. Perangnya disebut Perang Ridda. Korbannya sampai puluhan ribu, terbanyak di masa itu. Namun, Arabia bisa kembali bersatu di bawah kekhalifahan. Abu Bakar adalah khalifah rasyidin satu-satunya yang meninggal karena sakit.

Pengganti Abu Bakar adalah Umar Bin Khattab. Umar menjadi khalifah berdasarkan surat wasiat yang ditinggalkan oleh Abu Bakar. Barangkali semacam membalas budi, begitulah. Umar berkuasa selama 10 tahun (634 - 644 M). Ia menyebut dirinya Khalifah Rasulillah (pengganti Rasulullah) dan memperkenalkan istilah Amir al-Mukminin. Pada jaman inilah ekspansi besar-besaran dimulai. Dari Syiria, Mesir, Irak sampai ke Iran dan Asia Selatan. Umar menunjuk formatur terdiri dari enam orang yaitu: Usman, Ali, Thalhah, Zubair, Sa'ad ibn Abi Waqqash dan Abdurrahman ibn 'Auf untuk memilih salah satu di antaranya sebagai penggantinya. Terpilihlah Usman. O ya, Umar mati dibunuh budak Zoroaster Persia yang bernama Abu Lu'lu'ah.

Khalifah Usman memerintah dari 644 sampai dengan 656M. Di masa pemerintahan Utsman, Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, dan bagian yang tersisa dari Persia, Transoxania, dan Tabaristan berhasil direbut. Ekspansi Islam pertama berhenti sampai di sini. Oleh sebagian muslimin, Usman dianggap nepotisme karena mementingkan keluarganya sendiri sebagai gubernur dan pejabat dalam pemerintahannya. Puncak dari kekecewaan para pemberontak adalah ketika Usman dikepung selama dua minggu di rumahnya dan kemudian dibunuh ketika sedang membaca Al-Quran. O ya Usman juga yang memerintahkan standarisasi Al-Quran dan pemusnahan Al Quran versi lainnya. Ironisnya, jenazah Usman dikubur di pemakaman Yahudi karena tidak diijinkan dikuburkan di pemakaman muslim.

Pengganti Usman adalah Ali Bin Abi Thalib yang sudah dengan tak sabar menunggu sekian lama sejak meninggalnya Nabi. Dia berkuasa pada tahun 656-661 M. Seharusnya terjadi kesatuan dalam masyarakat Islam setelah terpilihnya pemimpin karismatik baru yang bisa diterima pihak Sunni maupun Syiah. Tapi tidak demikian yang terjadi. Ali dituduh bersikap terlalu lunak terhadap para pembunuh Usman. Herannya, tuduhan ini datang dari Aisyah yang dulu mendukung para Muslim yang memberontak pada Usman. Aisyah memang benci terhadap Usman, tapi ternyata dia lebih benci lagi terhadap Ali. Perang berdarah yang dikenal sebagai Perang Unta terjadi antara pasukan Ali melawan pasukan Aisyah. Kira-kira lima belas ribu orang tewas dalam perang ini. Ali menang perang dan berhasil menghancurkan tentara pemberontak ini. Namun masalah lain timbul. Muawiyah Ibn Abu Sufyan yang menjadi gubernur penuh kuasa di Syria, tidak mengakui Ali sebagai Kalifah. Dia pun menggunakan alasan pembunuhan Usman untuk memulai permusuhan dengan Ali. Maka pecahlah Perang Siffin. Pertikaian baru berhenti ketika beberapa pemberontak membunuh Ali di tahun 661 M.


Demikian kira-kira riwayat para khalifah rasyidin atau Khulafaur Rasyidin. Jadi, menurut Anda, yang manakah yang akan diambil oleh Khalifah Ibrahim sebagai patronnya?

Wallahu a'lam bishowab.

Diambil dari berbagai sumber Wikipedia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun