Mohon tunggu...
Dumilah Ayuningtyas
Dumilah Ayuningtyas Mohon Tunggu... Dosen - Bismillah

Dosen FKM UI

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Minggu Ceria bersama Penyandang Disabilitas di Pantai Kuta Mandalika

16 November 2020   11:30 Diperbarui: 17 November 2020   12:45 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama komunitas disabilitas Desa Batu Kuta (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Air mata haru mengalir dari salah seorang penyandang disabilitas di Lombok. Apa pasal?

Inilah pertama kali dalam hidupnya, ia naik kendaraan umum untuk berpiknik bersama. Itulah yang menyebabkan hari minggu kali ini terasa lebih hangat.

Di tepi pantai Kuta Mandalika, Lombok, belasan penyandang disabilitas berpiknik bersama tim peneliti dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia (FKM UI).

Ketua Tim FKM UI, yaitu Dr. Dumilah Ayuningtyas, bercengkerama dan bersenda gurau santai, duduk melingkar di atas rerumputan tepi pantai.

Komunitas difabel dari Desa Batu Kuta, Kecamatan Narmada menjadi tamu kehormatan yang mencoba bus khusus dengan akses disabilitas. 

Ibu Sri Sukarni, seorang wanita penyandang disabilitas yang tangguh menuturkan keharuan saat menyaksikan teman dan saudaranya memanfaatkan bus terbaru ini.

"Bus disabilitas ini sangat membantu. Tidak mudah bagi kami untuk keluar rumah sehari-harinya. Bus ini sangat bermanfaat bagi kami," kata Sukarni.

Pertemuan dengan Bu Sri adalah bagian dari perjalanan Tim FKM UI yang terdiri dari Dr. Dumilah Ayuningtyas, Riani Rachmawati, Ph.D, Ayudina Larasanti, SST, Cindy Margaretha, SKM,  Sahfira Hasibuan, SKM dan Nisaatul Maharanita, S.Tr.Keb melakukan kajian tentang disabilitas. 

Studi tersebut dilakukan untuk menggali tentang inklusivitas dan bagaimana masyarakat mempersepsikan posisi penyandang disabilitas saat ini.

Studi ini menggali bagaimana penerimaan lembaga pendidikan terhadap saudara-saudara yang memiliki keterbatasan khusus. Selain itu juga bagaimana dunia industri atau perusahaan bersedia mempekerjakan teman-teman penyandang disabilitas tanpa mendiskriminasi. 

Berawal dari penuturan Pak Indra Pradipta, seorang disabilitas daksa yang pengacara pertama di kota Mataram yang sempat diwawancara sebelumnya secara daring pada September 2020 lalu. 

Pak Indra menceritakan adanya fasilitas bus Damri yang dapat dipergunakan untuk kaum disabilitas. Ia sempat pula bercerita tentang disiapkannya pelayanan khusus Kantor Imigrasi bagi penyandang disabilitas. Kesiapan sarana dan prasarana ini memungkinkan mobilitas bagi penyandang disabilitas lebih mudah.

Terus terang pada mulanya, Dr. Dumilah dan teman-teman Tim FKM UI sempat merasa skeptis. Betapa tidak? Dari beberapa orang penduduk kota Mataram yang mereka tanyakan tentang fasilitas bus khusus bagi disabilitas pun mempertanyakan kesiapan pemerintah daerah. 

"Aah masak sih, belum ada rasanya." Atau pula, "Yaah ini seperti sebuah proyek Pemda saja, nanti keberlanjutannya? Susah untuk optimis. Haltenya pun belum ada, di mana coba?". 

Ungkapan-ungkapan tersebut menunjukkan nada serupa. Bahwa bus Disabilitas sekedar proyek yang mungkin dimunculkan di awal saja tetapi sesudah itu tidak akan beroperasi lagi. Jika pun beroperasi atau telah dijalankan akan sulit menjamin keberlanjutannya termasuk untuk pemeliharaan. 

Mereka juga mempertanyakan keberadaan bus tersebut, lokasi untuk mengaksesnya dan bagaimana penggunaannya, karena halte-halte yang ada belum siap untuk mobil khusus disabilitas.

Tak hanya itu, komentar bahwa ini hanyalah manuver atau politik menjelang Pilkada sempat pula terutarakan.

Kekhawatiran bahwa sesungguhnya tidak lagi ada bus disabilitas sempat seolah terbuktikan ketika Tim Peneliti FKM UI turun di bandara internasional Lombok Praya Jumat sore. Saat itu di pangkalan Damri hanya terlihat bus Damri umum dan tidak ada bus khusus disabilitas. 

Ketika Tim UI mencoba mewawancarai salah satu petugas dan supir bus Damri mereka juga mengatakan itu hanya ada di Mataram dan akan sesekali datang ke bandara kalau ada yang menaiki dari Mataram.

Bus Damri Umum di Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid, Lombok (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Bus Damri Umum di Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid, Lombok (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Keesokan harinya Tim mengkonfirmasi dan melakukan triangulasi informasi yang diperoleh ketika di bandara dengan berkunjung ke kantor Damri di Jalan TGH. Faesal, Mandalika, Kec. Sandubaya, Kota Mataram.

Di sana Tim UI bertemu dengan salah satu petugas operasional Damri bernama Pak Estiar. Dari Pak Estiar didapatkan info tentang jadwal pemakaian dan pemanfaatan bus Damri disabilitas tersebut. 

Sejak diresmikan pada tanggal 2 Oktober 2020 oleh Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah, bus Disabilitas NTB Gemilang ini mendapat respons amat positif dari para penyandang disabilitas. 

Jadwal untuk pemanfaatan bus inipun telah terjadwal untuk tiga bulan kedepan. Bus tersebut memuat 30 kursi, 20 kursi biasa dan 10 kursi khusus untuk pengguna kursi roda. Bus ini dilengkapi dengan fasilitas tangga hydraulic otomatis.

Pak Estiar menunjukan jadwal penggunaan Bus Damri untuk Disabilitas (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Pak Estiar menunjukan jadwal penggunaan Bus Damri untuk Disabilitas (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Perjalanan Tim UI ke kantor Damri dan info dari Pak Estiar menjadi awal perkenalan dengan ibu Sri Sukarni sebagai ketua Himpunan Wanita disabilitas Indonesia (HWDI) Nusa Tenggara Barat dan kemudian berkesempatan untuk mewawancarai. 

Perjuangan dan upaya melakukan advokasi untuk membela penyandang disabilitas menjadi fokus dari pengembangan organisasi HWDI, karena masih banyak terjadi ketimpangan, ketidakbenaran penerimaan atau bahkan diskriminasi yang terjadi sehari-hari di berbagai tempat tidak terkecuali di NTB atau Lombok saat ini. 

Itu pembelajaran berharga yang diperoleh oleh Tim, termasuk ketika mewawancarai seorang guru dengan disabilitas rungu, I Ketut Suwarna Putra, yang mengajar di salah satu SLB di kota Mataram. 

Ketut Putra termasuk yang beruntung mengenyam pendidikan yang baik hingga mengantarkan pada pencapaian keberhasilannya menjadi guru, namun mengakui bahwa banyak penyandang disabilitas yang tidak seberuntung dirinya memperoleh dan menuntaskan pendidikan.

Ibu Sri menaiki Bus Disabilitas NTB Gemilang (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Ibu Sri menaiki Bus Disabilitas NTB Gemilang (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Bu Sri dan Pak Putra mungkin hanya segelintir penyandang disabilitas yang memiliki kisah hidup sukses. Karena banyak pula situasi memprihatinkan yang terus berlangsung. Terjadinya tindakan diskriminasi dan penolakan di tempat kerja atau di sekolah masih menjadi potret yang lazim ditemui.  

Itu sebabnya mereka gigih berjuang dan membela. Namun advokasi bagi penyandang disabilitas memang laksana perjalanan panjang yang harus dilakukan menerus untuk meningkatkan ketahanan sosial bagi penyandang disabilitas dimanapun berada.

Pemastian adanya Ramp (bidang miring sebagai pengganti anak tangga) yang bisa dimanfaatkan bagi penyandang disabilitas pengguna kursi dorong, adanya yellow line untuk disabilitas netra, tersedianya fasilitas yang ramah bagi disabilitas, seperti pelayanan kesehatan terpadu untuk penyandang disabilitas, tak terkecuali hal-hal teknis dalam pendukungan pendidikan seperti pendampingan penerjemah bahasa isyarat pada saat pembelajaran atau ujian bagi disabilitas rungu sangat diharapkan.

Ini memang bukan sebuah proyek kecil, ini adalah sebuah perjalanan panjang, namun keberadaan bus pertama bagi disabilitas adalah langkah awal yang telah membagikan kegembiraan bagi para penyandangnya.

Bus Disabilitas NTB Gemilang (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Bus Disabilitas NTB Gemilang (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun