Mobilku terjebak, aku putuskan naik ojek untuk mengjempaut Kang Yudi yang sudah lama menunggu di Senayan City. Dari situ aku samperi beliau , meminta maaf dan mengorder taksi menuju Kota.
Mungkin selama perjalana Kang Yudi marah, komplain dan sebagainya. Ternyata tidak, dia diam dan kita diskusi tentang pancasila di dalam taksi. Padahakl menunggu satu jam bukan perkara yang baik . tapi kang Yudi cukup mengerti alasan dan tidak tampak emosi. dari sinilah aku belajar kesabaran dari sosok Yudi Latif, seoarng akademisi yang mendirikan Kajian Pancasila dan sudah berjuang lama untuk ideologi bangsa.Â
Sama seperti alasan Zidane, dalam akun FB nya Yudi mengatakan perlu perubahan kepemimpinan.  Mengutip tulisannya yakni   ada titik ini maka semua pemikiran dan pola juga harus berubah, Saya kira perlu ada pengurus baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan jaman. Harus ada daun-daun yang gugur demi memberi kesempatan bagi tunas-tunas baru untuk bangkit.Â
Dua tokoh yang beda kelas, tapi sama-sama bukan pecundan. dua sosok anti materialisme tapi lebih menjaga nilai dan kehormatan. Mereka mundur saat diatas, sama seperti Nelson mandela, yang mundur setelah emmbawa perubahan ketika memimpin Afrika Selatan. Ini menandakan pemeimpin yang punya karakter dan martabat serta tidak egois. Mereka memilih ketenangan dan keserasian norma dalam kehidupan yang dijalani.Â
"Segala yang lenyap adalah kebutuhan bagi yang lain, (itu sebabnya kita bergiliran lahir dan mati). seperti gelembung-gelembung di laut berasal, mereka muncul, kemudian pecah, dan kepada laut mereka kembali"
Salam Takzim
H. Dudun Parwanto
Bacaleg dapil 2 Kab Bogor
