Mohon tunggu...
DUDUNG NURULLAH KOSWARA
DUDUNG NURULLAH KOSWARA Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

History Teacher in SMANSA Sukabumi Leader PGRI Sukabumi City

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Waspadalah Rayuan Sertifikat Pendidik Palsu

8 Oktober 2017   21:05 Diperbarui: 8 Oktober 2017   21:18 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Entah apa yang melatar belakangi ratusan guru di Jawa Barat melakukan tindakan kriminal dengan memalsukan dokumen sertifikat pendidik. Sekitar 300 guru memalsukan sertifikat pendidik yang legalnya dikeluarkan oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia.

Sungguh mengagetkan dan menampar muka PGRI Jawa Barat.  Kok bisa sertifikat pendidik dibuat di Tambora, Jakarta Barat? Disaat  PGRI seluruh Indonesia sedang berusaha keras membangun citra prestatif denggan upaya bersama membangun kesadaran kolektif malah ada ratusan guru berbuat kriminal. Ini tanggung jawab kita semua  guru-guru warga Jawa Barat.

Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Yusri Yunus mengatakan, terungkapnya praktik pembuatan dokumen palsu ini berawal ketika Ditreskrimum Polda Jabar mengungkap satu kasus penipuan dan penggelapan dengan korban pihak Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang mengalami kebocoran anggaran mencapai Rp 34 miliar. Guru diduga menjebol bank BPR sejumlah Rp 34 milyar? Wow. Mengagetkan.

Sahabat semua kita harus rapatkan barisan, terutama diorganisasi PGRI agar kita semua harus benar-benar melakukan evaluasi multi dimensi, termasuk menyangkut tindakan menyimpang yang dilakukan oleh oknum guru. Guru idealnya menjadi teladan dan kekuatan moral intelektual bangsa dimanapun berada.

Dari keterangan yang penulis baca  ternyata ada Sang Penipu bernama YY dan mafia internal oknum bank BPR yang membuat para guru "terjebak" dalam kriminal murni. Ini adalah sebuah upaya pihak ekternal yang telah meracuni para guru.  Guru telah menjadi korban orang lain yang memanfaatkan "keluguannya" dan mungkin karena terdesak masalah ekonomi.

PGRI Jawa Barat khususnya harus berusaha "menterapi" oknum guru yang terhipnotis oleh YY agar tidak merebak kemana-mana. Selanjutnya kasus ini harus diantisipasi jangan sampai terjadi di tempat lain atau sebenarnya adalah sebuah fenomena gunung es. Bila ternyata ini  tidak hanya di Jabar saja maka muka guru kita akan semakin dimanfaatkan pihak lain sebagai konsumsi publik.

Segera semua PGRI Kota Kabupaten pasca rapat konsultasi menindaklanjuti semua hasil kesepakatan rapat. Rapatkan barisan! Citra PGRI Jawa Barat harus dipulihkan. Kita bisa bersama-sama melindungi para guru dari upaya pihak ekternal dalam "menjebak" guru anggota PGRI. Lakukan komunikasi, silaturahmi dan serap berbagai dinamika dilapangan terutama di setiap PC, ranting dan sekolahan.

Hati-hati tidak sedikit "rayuan maut" pihak eksternal  sejenis  rentenir, simpan pinjam ilegal, koprasi ilegal, bank tertentu bisa mencekik para guru. Ingat pihak ekternal adalah murni mencari "kesempatan dalam kesempitan" guru dapat menjadi korban. Waspadalah-waspadalah. Mari kita tingkatkan  kesadaran kolektif guru, plus tasyakur kolektif jangan sampai mendapatkan TPG malah banyak utang, atau kawin cerai.  Ini namanya "Nikmat Membawa Sengsara", ini realitas yang bahaya.

Mendingan "sengsara membawa nikmat" dibanding nikmat membawa sengsara. Yu para guru kita autodidak atau belajar pada petuah Safir Senduk untuk cerdas dalam urusan finansial.  Sahabt semua bukan jumlah rezeki yang membuat kita senang dan bahagia melainkan jumlah rasa syukur  dan kecerdikan dalam mengatur finansial. Terutama guru PNS, yu penuhi biaya keluarga kita bukan berdasarkan keinginan tapi berdasarkan prioritas atau kebutuhan yang wajar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun