Mohon tunggu...
DuaBahasa
DuaBahasa Mohon Tunggu... Freelancer - Words are mighty powerful; it's the Almighty's word that perfected our universe

Terus mencoba membuat alihan bahasa yang enak dibaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Belajar dari Pakar: Dr. Ramani Durvasula - Kongsian Dua Cupang Jantan | Narsisisme (1)

15 Desember 2022   20:09 Diperbarui: 15 Desember 2022   20:30 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
[tangkapan layar - kanal YouTube MedCircle]

Kembali ke bahasan di atas tentang angan yang sudah pasti mustahil.

Memang tidak mungkin bisa bahagia hidup bersama pasangan yang berkepribadian narsis. Luka yang mereka robekkan biasanya sangat lebar, dalam dan banyak. Dan sayangnya, 'sang korban' baru 'siuman' setelah diingatkan puluhan tahun oleh keadaan atau puluhan kali oleh orang-orang yang memang paham soal narsisisme.

Kesadaran muncul terlambat. Muncul setelah mereka hidup menderita begitu lama.

Meski tidak semustahil berkongsi dengan dua cupang jantan, karena beberapa alasan seperti, agama tidak membolehkan perceraian, 'beliau orangtua aku',  hidup berdampingan dengan orang narsis tetap bisa dilakoni, meski perjuangannya sungguh berat.

Sebab yang mesti diubah adalah cara-pandang dan tata-perasaan sang pasangan si narsis.

[bagian 1 dari rangkuman bincang-bincang podcast Dr. Ramani Durvasula bersama Kyle Kittleson dari kanal YouTube MedCircle]


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun