Meliatkan Diri Menjadi Sang Pengasih (9)

Salah seorang rekan sering menasihati orang begini, "Jika kita membiarkan diri bergantung pada orang lain, kita merusak diri sendiri. Bergantung pada heroin justru lebih baik. Selama ada persediaan, heroin tidak pernah mengecewakan; jika kita pakai, heroin akan membuat kita bahagia. Tapi jika kita berharap dibahagiakan orang lain, kita akan selalu kecewa." 

Tidak mengherankan jika orang-orang pasif & bergantung paling banyak menderita ketergantungan pada obat dan alkohol. Kepribadian mereka "kepribadian pecandu". Mereka kecanduan orang, dan mereka mengisap dan melahap habis orang-orang ini. Bila sudah tidak ada lagi orang yang bisa dikerjai dan dimanfaatkan, mereka akan berpaling ke alkohol atau obat-obatan.

Ringkasnya, ketergantungan bisa terlihat seperti cinta karena merupakan kekuatan dahsyat yang membuat orang menjadi tidak terpisahkan satu sama lain. Tapi ketergantungan sebetulnya bukan cinta; ketergantungan adalah anticinta.

Ketergantungan bermula dari ketidakmampuan orangtua untuk mencintai, dan ketidakmampuan akan berujung pada ketidakmampuan juga. Orang yang tergantung berusaha menerima, bukan memberi. Ketergantungan membuat orang terus berkelakuan seperti anak-anak, dan bukan membuat mereka tumbuh dewasa. Ketergantungan membuat orang lain terperangkap dan terdesak, dan bukan membuat orang lain terbebaskan. Ujung-ujungnya, ketergantungan bukannya membuat hubungan berkembang tetapi malah membuat hubungan berantakan, dan ketergantungan bukannya membuat orang semakin baik namun justru membuat orang hancur.

    [bersambung ke bagian 10]

    Diterjemahkan dari buku The Road Less Traveled (Section: Love), karya M. Scott Peck