Mohon tunggu...
Rahmi Sumardi
Rahmi Sumardi Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Pernah bermimpi menjadi peneliti. Saat ini sedang menikmati lakon sebagai ibu rumah tangga sambil belajar mengolah kata.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Lima Tulisan dalam Dua Tahun

10 Agustus 2011   00:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:56 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua tahun bermukim di Kompasiana ternyata tak lebih dari lima tulisan yang saya publikasikan. Hanya lima? Lalu, apa gunanya menjadi kompasianer? Mungkin begitu gumaman di antara Kawan. Sekedar gaya-gayaan atau ikut-ikutan? Kalau boleh saya menulis serenceng alasan, maukah Kawan membacanya? Manatahu ada setitik faedah yang bisa dinukil darinya. Setidaknya Kawan menjadi lebih rajin menulis daripada saya.

Saya mendaftarkan diri sebagai kompasianer ketika berada di sebuah negeri. Di negeri tersebut saya tinggal berdua saja dengan suami. Beberapa bulan setelah membuat akun di Kompasiana, saya mengandung. Kandungan yang saya nantikan selama enam tahun lamanya tentulah harus dijaga supaya sempurna. Aktivitas keluar rumah memang berkurang. Namun pekerjaan domestik tetap harus diselesaikan dengan perut yang semakin membuncit. Alhamdulillah, setahun lalu lahirlah sang putri pertama. Putri nan rupa menawan dan butuh banyak perhatian.

Hari-hari saya disesaki urusan kasur, sumur, dan dapur. Menjaga agar kasur tak banjir oleh ompol membuat saya sering mengganti popok si kecil. Popok kotor pastilah harus dicuci, walau bukan di sumur melainkan di dapur. Mengapa di dapur? Sebab binatu elektronik ditempatkan di sana, di antara panci, cobek, dan aneka rupa bumbu. Ah, pemilik apartemen yang kami tempati ingin segalanya berlangsung rapi dan praktis. Tanpa membuat basah lantai dapur, saya pun bisa mencuci sambil memasak.

Perkara mencuci bolehlah didelegasikan pada binatu otomatis. Namun tidak untuk melicinkan pakaian. Satu per satu pakaian yang saya jemur di area antara ruang tamu dan ruang makan itu digilir oleh alat serupa bemo. Pagi-pagi buta di saat putri saya terlelap adalah waktu yang biasa saya gunakan untuk menyetrika. Kalau ia terbangun, saya harus segera menghentikan kegiatan ini. Putri saya amat terpesona dengan benda yang bergerak bolak-balik di atas meja lipat. Rasa ingin tahunya yang besar membuat ia ingin menyentuh setrikaan panas. Atau, menarik-narik kabel yang langsung terhubung dengan stop kontak.

Urusan kasur, sumur, dan dapur saja sudah membuat saya lelah. Apalagi bila ada kegiatan dari instansi suami. Tambahan lagi putri kecil saya masih menyusu hingga kini. Ada kalanya ide menulis datang menyelinap. Saya paksakan diri menyingkap ide tersebut di bilik Kompasiana. Baru satu paragraf tersusun, anak saya terbangun untuk menyusu. Kalau sudah begitu, saya langsung logout dan berbaring di samping anak saya hingga ikut tertidur.

Ah Kawan, betapapun keinginan menulis begitu menggebu-gebu, fisik saya terlampau lemah untuk membuat tulisan setiap hari. Otak saya tidak sanggup merangkai kata dengan cepat. Akibatnya banyak draft tulisan yang hingga kini terbengkalai. Entah kapan saya bisa mewujudkan sejumlah cuplikan tulisan itu menjadi wacana utuh yang enak dibaca.

Menyesalkah saya dengan kondisi demikian? Tentu saja tidak, Kawan. Saya menantikan momentum ini hampir tujuh tahun lamanya. Saya amat menikmati saat-saat mengganti popok, memandikan si kecil, menemaninya bermain, dan menyusuinya hingga ia terlelap. Rasa lelah pasti ada. Namun semua kepenatan itu hilang ketika melihat anak saya tersenyum, tertawa, atau nyerocos dengan bahasa bayi.

Sekarang saya kembali tinggal di Indonesia. Ada beberapa kerabat yang dengan sukacita membantu saya mengasuh si kecil. Anak saya pun mulai belajar mandiri. Tidak selalu ingin bersama bundanya kecuali bila saat menyusu tiba. Saya kembali memiliki waktu dan tenaga untuk membaca dan menulis. Tulisan sederhana ini semoga menjadi perintis bagi tulisan-tulisan saya yang lain. Walaupun untuk itu saya (masih) harus mencuri waktu tidur bersama si kecil.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun