Sukses terkadang datang sangat cepat hanya semalam, seperti cerita Cinderella. Hanya karena sepatunya tertinggal di tangga istana, kemudian merubah nasibnya dari seorang pembantu menjadi permaisuri. Dalam dunia nyata hal itu terkadang memang terjadi.Â
Tetapi ada kalanya sukses perlu jalan yang panjang, bahkan ketika anda sudah membuat hal yang benar dan luar biasa. Tidak adil? Keadilan kadang harus dilihat dari perspektif waktu yang panjang.
Bitcoin
Bitcoin adalah mata uang yang menjawab tantangan jaman dimana semua mata uang dunia mengalami inflasi terhadap harga emas. Tercatat 5 tahun yang lalu harga emas per tray ounces masih 1.100 US Dollar, sekarang harganya sudah 1.800 US Dollar. Artinya secara matematika nilai dollar selama lima tahun sudah mengalami inflasi sebesar 60% lebih.
Mengapa inflasi bisa terjadi bahkan pada mata uang kuat seperti US Dollar? Hal ini karena The Fed sebagai bank sentral Amerika secara periodik selalu membeli surat utang pemerintah Amerika.Â
Selanjutnya dari surat utang itu Departemen Keuangan Amerika (US Treasury) mendapatkan US Dollar untuk membiayai anggaran negaranya. Jadi secara teoritis, regulasi bank sentral adalah menumpuk utang negaranya. Hal ini tidak hanya terjadi di Amerika, Tetapi juga, Jepang, Inggris, Jerman, China dan hampir seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Itu sebabnya inflasi mata uang itu terjadi disemua mata uang dunia.
Jadi secara tidak langsung, uang yang kita pegang saat ini terbebani oleh utang negara yang dibeli oleh bank sentral.
Berbeda dengan Paypall sebagai uang elektronik yang sudah terlebih dulu ada dan berbasiskan US Dollar. Bitcoin nilainya tidak terikat oleh dollar, Hal ini menyebabkan nilai bitcoin tidak terbebani oleh inflasi dan regulasi bank sentral.
Teknologi Blockchain
Dalam artikel ini saya tidak banyak membahas Bitcoin mengenai sisi mata uangnya. Karena artikel tersebut sudah saya tulis si artikel sebelumnya. Tetapi saya lebih menelaah soal teknologi Blockchain. Blockchain lebih mudah dipahami seperti sebuah puzzel berikut ini.
Algoritma matematika itulah yang menyebabkan transaksi di Bitcoin tidak perlu pihak ketiga untuk menyelesaikan transaksinya. Sistem terdesentralisasi itulah yang disebut dengan peer to peer.
Sistem data dalam skema peer to peer juga tidak tersentralisasi tetapi tersebar pada komputer atau jaringan komputer didalam ekosistem Bitcoin. Hal ini menyebabkan sistem ini sulit untuk di hack. Karena untuk melakukan interupsi atau mengubah data anda harus melakukannya pada semua komputer dalam jaringan dan dalam waktu bersamaan.