Mohon tunggu...
Dr. Dedi Nurhadiat
Dr. Dedi Nurhadiat Mohon Tunggu... Dosen - Penulis buku pelajaran KTK dan Seni Budaya di PT.Grasindo, dan BPK Penabur

Manajemen Pendidikan UNJ tahun 2013. Pendidikan Seni Rupa IKIP Bandung lulus tahun 1986. Menjabat sebagai direktur media SATUGURU sejak tahun 2021 hingga sekarang. Aktif di Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (AKSI) sejak tahun 2020. Menjabat sebagai kepala sekolah di beberapa SMA sejak Tahun 2009 hingga sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Klarifikasi UAS di MUI Menyejukan Umat. (Pemburu Konten Youtube Punya Jasa Besar)

21 Mei 2022   21:46 Diperbarui: 22 Mei 2022   12:34 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto koleksi pribadi

Kosman atau Kace dinilai terbukti bersalah melanggar Pasal 14 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana juncto Pasal 64 ayat (1) KUHP sebagaimana dalam dakwaan primair. Hal ini membuat ramai para pengelola donatur M.Kace. Kegaduhan masalah dana bantuan terungkap di konten YouTube.

Sejak Pendeta Saefuddin Ibrahim berseteru dengan beberapa pendeta di Indonesia masalah dana bantuan.  Polemik  dana bantuan untuk Kosman di persidangan, jumlahnya terungkap di berbagai konten yang jadi buah bibir. Saling tuduh sesama Pendeta, hingga mengumbar aib masing-masing. Sayangnya mengarah pada pelanggaran isi kitab, menyangkut praduga perselingkuhan dan perzinahan. Saling tuduh ini,  menjadi konten  yang laris manis di dunia maya. Sebaiknya para penonton jangan terlalu percaya dengan skandal itu. Karena mereka yang berbicara itu, sedang suasana amarah. Kalau bisa kita redam, dan dekati agar kembali pada ajaran Nabi & Rosul.

Tampaknya dari berbagai konten yang ada, Pendeta Saefuddin yang paling banyak musuhnya. Pendeta yang jadi buronan ini, seperti terpojok. Tapi masih sempat berhasil menaikan peringkat viral di medsos(selalu ditunggu kemunculanya oleh para YouTuber). Dengan pengakuan Saefuddin yang berhasil mendeportasi UAS dari Singapura. Membuat penggiat medsos sibuk mencari bahan  pelengkap untuk membuat konten.  Terutama untuk materi penyangkalan, yang tentunya harus menarik.

Apalagi  duta besar kedua negara tidak ada yang memperkuat hal itu.  Mana ada deportasi sebagai pesanan dari seorang buronan. Seperti Saefuddin yang menyatakan
"Somad ini kenapa saya perintahkan tangkap, karena menghina Salib, menghina agama Kristen dengan tegas-tegas tapi pemerintah tidak memberikan sanksi." Tanpa mau menyebutkan klarifikasi  dari UAS. Harusnya menjawab isi bantahannya.  Agar tampak alami  jika ingin menarik simpatik orang banyak.

Padahal sudah sering di klarifikasi UAS di berbagai media termasuk saat dialog dengan Hotman Paris Hutapea yang banyak menyita perhatian umat lintas agama dan bangsa. Karena pengacara kondang itu penggemarnya lintas agama dan bangsa. Seperti penggemar di channel"Kopi Joni." Tapi sering diungkit ulang oleh oknum. 

Kini ada lagi peristiwa ramai masalah "Sunan Kalijaga"  yang digambarkan bertapa di sungai hingga tubuhnya berlumut tanpa melaksanakan "salat" dianggap ajaran "Iblis." (Membuat marah penyanjungnya). Ramai pula konten video menyangkut "Burung Ababil" yang diduga  adalah peristiwa gunung meletus. Ditandai gajah yang tidak mau berjalan karena instink adanya gempa. Yang membuat marah itu "cara penyampaiannya." Hal ini yang harus di koreksi. Dan jika sudah di klarifikasi segeralah saling memaafkan.


Karena amarah tak terkendali itu, akan tidak bermakna bagi kebaikan. Seperti kepandaian Pendeta Saefuddin membakar amarah pengikutnya mulai tidak bertuah. Taringnya mulai rontok sejak berseteru dengan banyak pendeta.  Saling tuduh dan saling bongkar rahasia, membuat pamornya redup. Karena para penonton konten, bisa menilainya. Tidak mungkin  seorang individu   buronan negara bisa mengendalikan istitusi kenegaraan. Pemerintah  itu lebih kuat dari pada sekedar seorang individu yang banyak musuh. Ada yang seloroh "bukan Pendeta Saefuddin Ibrahim jika tidak mengumbar pernyataan yang tidak masuk akal"

Ungkapan Saeffuddin yang masih agak berhasil memperkeruh suasana diantaranya pernyataan  sensitif yang berbunyi
"...Malah Mohamad Kece yang membuat video bantahan Somad ditangkap, tragis Kace disiksa dengan hukuman seperti orang narkoba," ujarnya seperti dikutip Poskota.co.id, Rabu (18/5/2022).  Hal ini terus di share berulang-ulang  oleh oknumnya, membuat pendukungnya panas. Tapi  dengan adanya UAS dipanggil MUI tampaknya suhu akan mereda. Karena klarifikasinya sangat jelas, dan diliput berbagai media.  

Klarifikasi soal ceramahnya tentang salib yang viral belakangan ini. Seharusnya sudah selesai karena sudah sering di ulang-ulang dilakukan di medsos. Isinya adalah terjemahan isi kitab berbunyi seperti itu maknanya. Disampaikan dalam ruang tertutup untuk jemaah salat Subuh di lokasi itu. Tidak untuk orang diluar penganut Islam. Dengan hadirnya UAS di MUI. Klarifikasinya akan membuat orang  yang penasaran berupaya membuka kitab suci. Ini nilai positif  bagi masyarakat untuk belajar membaca teks dan memaknai. Walau belajarnya lewat  aplikasi google dan translate.

Menjelang klarifikasi tampak UAS tiba di kantor MUI, Jl. Proklamsi. Rabu  pukul 15.52 WIB. Para awak media sangat menunggu kehadirannya, hingga UAS tiba menggunakan mobil SUV hitam berpelat nomor D-1173-AGS. Namun tidak ada pernyataan apapun sebelum sampai di meja yang disediakan.

"Untuk hal tersebut, MUI mengimbau kepada semua pihak untuk bersabar, tetap tenang, tidak terpancing dan terprovokasi oleh pihak-pihak yang sengaja ingin menciptakan keresahan di masyarakat dengan cara mengadu domba antar umat beragama," Seperti tertulis di detik.com. Tampak kalimat ini menyindir isi konten youtube  dari para buronan di atas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun