WTO (World Trade Organization) adalah pilar utama sistem perdagangan multilateral global, dengan AS sebagai salah satu pendiri dan ekonomi terbesar di dalamnya. Wacana keluarnya AS dari WTO pernah muncul, khususnya di era pemerintahan Trump, namun hingga kini belum terealisasi dan secara institusional AS tetap menjadi anggota. Secara teknis, WTO tetap bisa berjalan tanpa AS karena organisasi ini terdiri dari lebih dari 160 negara anggota, dan keputusan diambil berdasarkan konsensus atau mayoritat. Namun, keluarnya AS akan menurunkan legitimasi dan efektivitas WTO sebagai penegak aturan perdagangan global terancam. melemahnya peran Amerika Serikat (AS) dalam Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) membawa tantangan besar sekaligus peluang untuk reformasi dan adaptasi sistem perdagangan global.
Dampak Ketiadaan AS dalam WTO :
Kehilangan Kredibilitas dan Legitimasi
AS sebagai ekonomi terbesar dunia merupakan anggota kunci WTO. Jika AS keluar, legitimasi WTO akan menurun drastis karena hilangnya keterikatan ekonomi terbesar dunia terhadap aturan perdagangan multilateral. Hal ini berpotensi memicu negara lain untuk mengabaikan sistem WTO dan beralih ke negosiasi bilateral yang lebih tidak menentu.-
Gangguan Sistem Penyelesaian Sengketa
AS selama ini kerap menghambat penunjukan hakim baru di badan penyelesaian sengketa WTO, yang sudah mengakibatkan krisis fungsi sistem tersebut. Tanpa AS, sistem penyelesaian sengketa WTO harus beradaptasi agar tetap efektif dan dipercaya. Fragmentasi Perdagangan Global
Ketegangan perdagangan antara AS dan China telah memicu penurunan perdagangan bilateral hingga 81-91%, dan jika AS keluar atau mengurangi perannya, risiko munculnya dua blok ekonomi terisolasi semakin besar. Hal ini dapat menurunkan Produk Domestik Bruto (PDB) global hingga 7% dalam jangka panjang serta menyebabkan kerugian besar terutama bagi negara berkembang.
Adaptasi dan Reformasi WTO Tanpa AS
Penguatan Peran Negara Anggota Lain
WTO perlu memperkuat peran negara-negara anggota selain AS untuk mengisi kekosongan kepemimpinan dan menjaga kelangsungan sistem perdagangan berbasis aturan. Negara-negara lain dapat mengambil inisiatif dalam reformasi aturan dan mekanisme penyelesaian sengketa.Reformasi Mekanisme Penyelesaian Sengketa
WTO harus memperbaiki dan menyesuaikan mekanisme penyelesaian sengketa agar tidak tergantung pada persetujuan AS, sehingga sistem ini tetap berjalan efektif dan dapat menegakkan aturan perdagangan global.Penyesuaian Aturan Perdagangan dan Tarif
Dalam menghadapi kebijakan tarif protektif AS yang telah melemahkan perdagangan global, WTO harus mengupayakan reformasi aturan yang lebih fleksibel namun tetap menjaga prinsip perdagangan bebas dan adil, agar dapat meredam ketegangan dan mendorong stabilitas.Diversifikasi Rantai Pasok dan Pasar
Dengan potensi penurunan perdagangan AS-China, negara lain berpeluang mengisi kekosongan pasar AS dan memperkuat rantai pasok global yang lebih beragam dan resilient.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI