Mohon tunggu...
Drajad Hari Suseno
Drajad Hari Suseno Mohon Tunggu... Administrasi - Perawakan sedang

Wiraswasta, pernah bekerja sebagai Corporate Secretary di badan usaha jalan tol.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar ke Negeri China

7 Maret 2020   19:02 Diperbarui: 31 Maret 2020   15:16 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Selama dua bulan lebih China menjadi perhatian dunia. Pasalnya, di kota Wuhan, Provinsi Hubei, menyebar virus corona yang begitu cepat merebak, bahkan telah merenggut ratusan jiwa. Ratusan ribu orang terjangkit. Puluhan negara ikut merasakan dampak penyebarannya.

Ribuan isu corona berseliweran setiap hari. Ada berita yang bisa dipertanggung-jawabkan kebenarannya, banyak juga yang hoaks. Kata WUHAN sendiri kemudian menggerakkan kreatifitas netizen "mengotak-atik gathuk" menjadi akronim yang berisi seruan atau ajakan atau saran dengan berbagai versi bahasa, yang intinya agar kita senantiasa mencuci tangan, menggunakan masker mengecek suhu badan, menghindari keramaian, dan jangan pernah mengusap wajah dengan tangan kotor (sebelum dicuci).

Tapi sesungguhnya yang menarik adalah penilaian dari Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang baru-baru ini mengunjungi China. Tedros dibuat terkagum-kagum dengan apa yang telah dilakukan Pemerintah China.

Menurut Tedros, menyebarnya virus corona atau covid 19 ini merupakan wabah besar dan perang epidemi hebat sekaligus ujian besar bagi suatu negara. 

Tedros memuji pemerintah China yang menunjukkan tekad politik yang kuat dan mengambil langkah-langkah tepat waktu dan efektif dalam menghadapi epidemi, sangat menakjubkan. Tedros tak segan-segan menyerukan kepada semua negara untuk belajar kepada China.

Respon China menghadapi pandemik ini sangat luar biasa baik secara institusional negara dan maupun sosial.

Presiden China, Xi Jinping, sebagaimana dilansir Xinhua News Agency, AFP, dan Associated Press, menyebut wabah virus corona sebagai darurat kesehatan publik terbesar, penyebaran tercepat, pencegahan dan pengendalian paling sulit sejak negara China berdiri. 

Dengan rendah hati Xi Jinping mengakui bahwa wabah ini masih suram dan rumit sehingga otoritas China masih harus melakukan lebih banyak upaya untuk menghentikannya. "Kami akan berhasil mengatasinya," kata Xi optimis.

Pemerintah China menggerakan seluruh lengan institusi negara untuk bahu-membahu melacak keberadaan lima juta orang yang dicurigai terpapar virus corona. 

Menggerakkan 6.000 dokter yang diiringi air mata keluarga bergegas ke Wuhan, China tanpa banyak diskusi, tanpa gaduh, tanpa saling lempar tanggung jawab, tanpa banyak prosedur dengan cepat mengucurkan dana ratusan miliar untuk pencegahan epidemi, membangun rumah sakit ribuan kamar hanya dalam waktu 10 hari. 

Lebih dari 20 provinsi serentak tergerak mengalihkan perhatian dan pasokan medis dari segala arah ke Wuhan, menyiapkan lebih dari 100 ribu tempat tidur khusus, memproduksi peralatan medis yang diperlukan non-stop.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun