Mohon tunggu...
Dian LestariAmaliyah
Dian LestariAmaliyah Mohon Tunggu... Administrasi - AKU CANTIK

JDJADHAKHDHAHDAKHKDHAHDAKHDKAHD

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Bukit Alogritma "Sillicon Valley ala Indonesia" dan Pengembangan Industri 4.0 di Indonesia

17 Mei 2021   21:51 Diperbarui: 17 Mei 2021   22:03 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Perkembangan teknologi saat ini. Indonesia saat ini berambisi untuk melakukan revolusi industri 4.0 dengan berbagai kebijakan yang diambil. Salah satunya dengan membuat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di kawasan Kota Sukabumi. Kawasan tersebut dinamai Bukit Algoritma, yang digadang-gadang akan menjadi kawasan pusat teknologi dan basis lokasi kantor pusat perusahaan teknologi informasi (IT) layaknya kawasan Silicon Valley. 

Sillicon Valley sendiri bekerja sama dengan berbagai perusahaan IT terkemuka di dunia seperti Google, Apple, Facebook, Tesla, Netflix, Twitter, dan perusahaan lainnya.  Lokasi Bukit Algoritma yang berada di Sukabumi terletak di dekat kawasan infrastruktur seperti Tol Bocimi (Bogor-Ciawi-Sukabumi), Pelabuhan Laut Pengumpan Regional (PLPR), Wisata dan Perdagangan Pelabuhan Ratu, hingga akses jalur kembar (double-track) kereta api. Bukit Algoritma berjarak 109 KM dari Jakarta. 

Dengan terhubungnya Ibu Kota Indonesia, Jakarta dengan Bukit Algoritma ini menjadikannya menjadi salah satu lokasi yang strategis. Pengembangan kawasan Bukit Algoritma sendiri tidak lepas dari situasi perkembangan teknologi yang sangat pesat di Indonesia. Contohnya, jumlah pengguna internet di Indonesia yang tumbuh pesat di 2020. Menurut survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna internet di Indonesia hingga kuartal II pada tahun 2020 mencapai 196,7 juta pengguna atau 73,7 persen dari total penduduk di Indonesia. Indonesia mengalami pertumbuhan jumlah pengguna internet sebanyak 25,5 juta pengguna dibandingkan tahun 2019. 

Menurut Nikolas dikutip dari Kompas.com, pengembangan KEK Sukabumi (Bukit Algoritma) ini diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan infrastruktur yang tangguh berkelanjutan yang merupakan salah satu alat dukung penuh pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional (PEN). Pengembangan Bukit Algoritma sendiri sejalan dengan visi pemerintah untuk mengembangkan industri 4.0 seperti yang telah dijelaskan di atas.  

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo telah menandai dijalankannya pengembangan industri 4.0 dengan Program Kerja " Making  Indonesia 4.0" pada tahun 2019 yang lalu.  Bukit Algoritma dibangun untuk meningkatkan kualitas ekonomi 4.0 dengan menyesuaikan kondisi di era revolusi industri 4.0 yang menitikberatkan pada penggabungan informasi dan teknologi komunikasi dalam bidang industri.

Industri pada era ini berfokus pada pengembangan teknologi Internet of Thing (IoT) dimana digunakan perangkat komputasi, mekanisme, dan mesin digital yang terhubung satu sama lain (interrelated connection) , kemudian otomasi alat, cloud computing (komputasi awan), big data (penggunaan data dalam jumlah yang besar), manajemen data, dan artificial intelligence (AI). 

Pembangunan Bukit Algoritma diperkirakan membutuhkan dana senilai 1 miliar euro atau setara dengan Rp 18 triliun. Bukit Algoritma memiliki fasilitas seperti pusat laboratorium dan pusat penelitian, pusat sains, theme-park, pusat kesehatan, pusat pertanian untuk makanan dan gizi, pusat kebugaran, serta plaza inovasi yang termasuk dalam paket pembangunan tahap satu yang diproyeksikan selesai pada tiga tahun. Kawasan Bukit Algoritma nantinya juga akan ditunjang dengan infrastruktur telekomunikasi yang menunjang persinyalan 5G. 

Pada tahun 2019 terdapat  2.193  jumlah startup di Indonesia yang merupakan terbanyak ke-lima di dunia setelah Negara Amerika Serikat, India, Inggris, dan Kanada dengan beberapa di antaranya tergolong sebagai startup unicorn (penggolongan startup berdasarkan valuasi perusahaan lebih dari 1 juta dollar Amerika Serikat) dan decacorn (penggolongan startup berdasarkan valuasi perusahaan lebih dari 10 juta dollar Amerika Serikat). Dengan jumlah startup yang terus bertumbuh seiring dengan perkembangan teknologi yang kian pesat menjadikan Bukit Algoritma menjadi kawasan yang potensial untuk ditempati startup sebagai kantor pusat yang turut andil dalam pengembangan industri 4.0 di Indonesia.

(Ditulis oleh Dian Lestari Amaliyah, Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Sultan Agung Semarang)(Ditulis oleh Dian Lestari Amaliyah, Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Sultan Agung Semarang)

(Ditulis oleh Dian Lestari Amaliyah, Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Sultan Agung Semarang)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun