Mohon tunggu...
Mangatas SM Manalu
Mangatas SM Manalu Mohon Tunggu... Dokter Spesialis Penyakit Dalam -

Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Mayapada Lebak Bulus, Jakarta Selatan & Klinik AIC, Kuningan City Mall - Jakarta. Instagram: https://www.instagram.com/mangatasm/ Twitter: https://twitter.com/#!/Komangatas3. Facebook: https://www.facebook.com/mangatasm

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

KLB Difteri Indonesia Tertinggi di Dunia, Ini Usulan Penanganannya untuk Kemenkes RI

19 Desember 2017   11:32 Diperbarui: 19 Desember 2017   22:57 7002
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber gambar 1: http://health.liputan6.com)

Orang yang kontak dekat juga harus meminum antibiotik eritromisin selama 7 - 10 hari. Vaksin DPT dianjurkan pada wanita hamil, di setiap kehamilannya, terutama pada usia kehamilan 27 sampai 36 minggu.

Ringkasan dan penutup.

  1. Indonesia saat ini mengalami KLB difteri yang sangat hebat, yang telah membawa korban jiwa, bukan hanya pada anak-anak, tetapi juga pada orang dewasa. Angka kematian akibat difteri berkisar 3 sampai 10 % dari seluruh kasus.
  2. Seharusnya timbul pertanyaan dari Kementerian Kesehatan serta para peneliti Indonesia: MENGAPA HAL INI BISA TERJADI?
  3. Ada 3 kemungkinan penyebabnya, yaitu:
    a. Adanya perubahan sifat kuman Corynebacterium Diphteriae yang semakin ganas, karena adanya mutasi genetik (antigenic drift dan antigenic shift), diantaranya akibat pemakaian antibiotika yang tidak rasional dan tidak tuntasnya pemakaian antibiotika pada suatu penyakit.

    b. Perubahan pada: i) faktor demografis: lingkungan yang semakin padat dan tidak sehat; ii) faktor manusia: kurangnya pendidikan, peran serta masyarakat; iii) kurangnya penyuluhan dan program vaksinasi dari Kementerian Kesehatan RI

    c. Berdasarkan pengamatan penulis, banyak pasien penderita difteri berusia dewasa, yang telah mendapat vaksinasi dasar difteri lengkap (DPT) 4 kali pada masa bayinya. Tetapi banyak yang kurang yang mendapat vaksinasi DT, vaksinasi kelima (usia 6-7 tahun), serta jarang yang mendapat vaksinasi keenam (booster) Td pada usia 7-8 tahun (kelas 2 SD), apalagi untuk vaksinasi ke 7, dan ke 8.

Di sini penulis mengusulkan pada KEMENKES untuk:

  • Menambah jumlah vaksinasi untuk difteri sebanyak sampai 7 bahkan 8 kali. Karena rekomendasi vaksinasi di zaman old memang kurang dibanding zaman now, dan kemungkinan terjadinya mutasi genetik bakteri C. Diptheriae, yang menjadikan kuman ini menjadi lebih ganas.
  • Tidak lagi memakai vaksin Td, tetapi menggunakan DT, yang dosis toksoid difterinya lebih tinggi dan lebih melindungi terhadap difteri, pada vaksinasi ke-6 dan 7

Vaksinasi setelah orang berusia dewasa, juga belum dianjurkan pemerintah, kecuali saat KLB. Vaksinasi untuk wanita hamil pun belum dimasyarakatkan (pada wanita hamil, yang dilakukan ialah vaksinasi TT atau toksoid Tetanus). Vaksinasi DT untuk tenaga kesehatan belum direkomendasikan sampai saat ini, padahal negara-negara lain telah merekomendasikannya.

Catatan:

  • Vaksin DPT yang digunakan di Indonesia ialah Vaksin DPT-HB-HIB (HB: Hepatitis B; HIB: Haemopilus Influenza tipe B)
  • Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sudah merekomendasikan Imunisasi DT sampai usia 18 tahun sejak 2014, demikian juga Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), sejak tahun 2013.
  • Mungkin penyebab KLB difteri adalah gabungan ketiga faktor yang tertulis di atas, tetapi penulis lebih cenderung ke arah faktor ke 3, yaitu Masalah JUMLAH VAKSINASI YANG KURANG LENGKAP dan pemakaian VAKSIN Td yang KURANG KUAT.
  • Saran saya untuk Kementerian Kesehatan RI sebagai otoritas tertinggi dan penanggungjawab program kesehatan pemerintah agar memenuhi program vaksinasi tersebut, khususnya vaksinasi ke enam; gunakan vaksinasi DT, jangan Td: di usia 7-8 tahun dan vaksinasi ke 7 (usia 11-12 tahun), juga dengan DT.
  • Pertanyaan saya pada Kementerian Kesehatan RI: Jika vaksinasi keenam dan ketujuh tersebut sudah dilakukan di usia SD (7 sampai 12 tahun), berapa angka cakupan imunisasi DT di tingkat nasional? BELUM ADA LAPORANNYA!
  • Mungkin ada masalah KURANGNYA DANA untuk vaksinasi tersebut karena terbatasnya anggaran pemerintah. Oleh karena itu kami memohon pemerintah pusat untuk lebih banyak mengalokasikan dana untuk vaksinasi, baik DPT/DT, maupun vaksin-vaksin lainnya, di tahun anggaran 2018-2019 yang akan datang, dan seterusnya.
  • Aspek promotif berupa penyuluhan oleh pemerintah dengan menggunakan media elektronik (TV, radio), internet, dan media sosial, serta oleh penyuluh puskesmas harus digalakkan kembali. Peran serta masyarakat melalui Posyandu dan Kader Puskesmas harus semakin ditingkatkan. 
  • Mohon dipertimbangkan untuk mengadakan PEKAN IMUNISASI NASIONAL (PIN) kembali, yang juga harus mencakup vaksinasi DT terhadap tenaga kesehatan dan ibu hamil.
  • Tulisan ini TIDAK BERMAKSUD MEMBUAT KEPANIKAN, tetapi mengajak kita semua WASPADA dan segera melakukan vaksinasi, baik anak-anak maupun yang dewasa. 

Kita perlu mengamati dan melaporkan ke Puskesmas terdekat, kalau-kalau ada orang di lingkungan kita, yang dicurigai dengan gejala difteri. Kita semua berdoa dan berusaha melawan KLB penyakit ini. Semoga Tuhan melindungi kita yang sehat dan menyembuhkan yang sakit. Amin.

Ini tulisan untuk Kompasiana atau Kuliah ya?!

Sumber gambar 7, Tempat Imunisasi gratis di 3 provinsi: Pikiranrakyat.com
Sumber gambar 7, Tempat Imunisasi gratis di 3 provinsi: Pikiranrakyat.com
Salam hormat dan tabik!

Daftar bacaan

  • Putra LM, Kompas.com, 07/12/2017. Kemenkes: Difteri Tahun Ini Luar Biasa, (daring):, 17 Desember 2017.
  • Doerr S, Davis C.P, 12/23/2015. Emedicinehealth: Diphteria, (daring):, 17 Desember 2017.
  • Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), 2017. JADWAL IMUNISASI 2017, (daring):, 18 Desember 2017.
  • Dinas Kesehatan Kota Malang, 5/12/2017. Siaran Pers Imunisasi Efektif Cegah Difteri, (daring):, 19 Desember 2017
  • Nugraha IK, detik.com, 18 Desember 2017, 17.59 WIB. IDAI: KLB Difteri di Indonesia Paling Tinggi di Dunia, (daring):, 19 Desember 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun