Tak elak, Guler mendapatkan tempat penting dalam permainan Xabi di Madrid. Boleh dikatakan bahwa Guler yang pada musim-musim sebelumnya masih menjadi pelapis sudah menjadi pemain inti. Karenanya, jam bermain juga akan makin regular.
Efek lanjutnya Guler akan menjadi sentral dari pola permainan Madrid. Bola akan sering mengalir ke kaki pemain asal Turki tersebut. Bahkan, pola serangan juga bisa sering terbangun lewat Guler.
Tantangannya adalah dari sisi usia, di mana Guler masih terbilang muda. Bagaimana pun, Guler masih membutuhkan waktu untuk terus mengasah kemampuannya dan mempunyai rekan setim yang bisa mengimbangi keterbatasannya di lini tengah permainan Madrid.
Hal itu terbukti saat Madrid bermain kontra PSG. Guler gagal mengimbangi permainan di lini tengah PSG. Selain karena permainan Madrid yang tak mengikuti instruksi Xabi, juga permainan PSG yang lebih kolektif di lini tengah.
Untuk itu, kualitas individual seorang Guler saja tak cukup. Paling tidak, mengulangi sejarah Madrid dengan trio andalannya Casemiro, Toni Kross dan Luka Modric, Xabi perlu mencari rekan yang bisa melengkapi Guler.
Di sini, Guler yang menjadi sentral permainan Xabi bukan tampil mendominasi, tetapi komplementer dengan rekan-rekan setim.
Lebih jauh, tantangan yang melingkupi Madrid adalah faktor persiapan menghadapi musim yang baru. Memang, turnamen Piala Dunia Antarklub 2025 menjadi salah satu momen persiapan yang cukup bermakna.
Akan tetapi, hal itu sepertinya menguras energi para pemain sehingga alih-alih jedah untuk memulihkan kondisi selepas musim kompetesi, malahan para pemain dipaksa untuk berkompetesi.
Oleh sebab itu, faktor persiapannya cukup tipis. Satu laga persahabatan tak cukup menjadi referensi di mana Madrid siap mengarungi musim kompetesi yang baru. Bukan tak mungkin, Madrid akan menjghadapi tantangan yang lebih serius di mana persoalan cedera pemain terjadi dan juga faktor kekelahan menghadapi tim-tim yang lebih siap secara fisik.
Oleh sebab itu, persiapan Madrid sangat tipis. Secara mentalitas, apabila dibandingkan dengan Barcelona yang melakonkan laga pramusim di benua Asia, lebih siap daripada Madrid yang baru kembali dari jedah yang cukup singkat.
Persiapan yang tipis bisa menjadi tantangan tersendiri bagi Xabi dalam menantang Barca untuk meraih trofi La Liga Spanyol. Itu juga bisa menjadi batu sandungan dalam menerapkan taktik secara efektif.