Salah satu rumor yang mengitari perjalanan Liverpool pada musim 2024/25 adalah tentang nasib Mohamed Salah. Pemain asal Mesir itu dirumorkan untuk pergi dengan status bebas transfer lantaran nasib kontraknya belum jelas.
Walau rumor itu beredar, Salah tetap tampil profesional. Pemain yang pernah membela Chelsea dan AS Roma itu menjadi bagian tak terpisahkan dari keberhasilan Liverpool mengangkat trofi Liga Inggris musim lalu.
Tak pelak, Liverpool enggan melepaskan Salah. Kontraknya diperpanjang. Efek Salah masih sangat berpengaruh pada pola permainan Liverpool.
Biasa menempati sisi kiri dari penyerangan Liverpool, Salah kadang menjadi aktor dari pola serangan balik Liverpool. Dengan gaya permainan pragmatis, Salah bisa menerima bola guna mengelabui lini belakang lawan sebelum mencari rekan setim yang tak terkawal.
Juga, Salah juga bisa beroperasi di belakang striker. Kejeliannya dalam memberikan umpan dan sekaligus menciptakan asis membuat para penyerang kerap dimanjakan. Tak hanya itu, pemain yang pernah dilabeli sebagai "Lionel Messi asal Mesir" itu mempunyai naluri tajam dalam mencetak gol.
Pada musim 2024/25 lalu, Salah mencetak 29 gol dan 18 asis dari 38 laga. Salah yang berusia 33 tahun pun dinobatkan sebagai top skorer menyingkirkan pemain muda seperti Erling Haaland dan Alexander Isak. Juga, Salah menjadi satu-satunya pemain yang mencetak lebih dari 20 gol dan asis di Liga Inggris dalam tiga musim berturut-turut.
Oleh sebab itu, sangat sulit untuk melepaspergikan begitu saja Salah. Perlu ada regenerasi pemain. Juga, perlu adanya perubahan sistem agar pola permainan yang sedikitnya sudah bergantung pada peran Salah bisa diminimalisir.
Perekrutan pemain ala Liverpool pada bursa transfer pemain saat ini, di satu sisi, merupakan upaya untuk melakukan regenerasi. Paling tidak, wajah-wajah lama yang sudah berakar kuat dengan kepelatihan Jurgen Klopp dilepaspergikan dan digantikan oleh para pemain baru yang nota bene menjadi bagian dari kepelatihan Arne Slot.
Regenerasi itu bertujuan agar Liverpool mulai perlahan melepaskan ketergantungan pada Salah. Dengan ini, pengucuran dana besar untuk mendatangkan Florian Wirzt dari Bayer Leverkusen menjadi langkah yang tepat.
Pemain yang dibeli dengan harga 110 juta euro itu biasa beroperasi sebagai penyerang lubang atau pun penyerang bernomor 10. Hal itu sangat terbukti lewat performa Wirtz bersama dengan Liverpool selama tur pramusim di benua Asia.
Dalam laga kontra klub asal Jepang, Yokohama FM di stadion Nissan, Yokohama, Jepang. Bermain selama 63 menit, Wirt mencetak 1 gol dan 2 tembakan ke gawang Yokohama. Gol itu menjadi gol perdana Wirtz berseragam Liverpool.
Wirzt dimainkan sebagai penyerang bernomor 10 dibelakang striker baru, H. Ekitike. Dengan peran itu, Wirtz menjadi pengatur aliran bola ke C. Gakpo di sektor penyerang sayap kanan dan juga Mohamed Salah. Dalam laga tersebut, Wirzt dinobatkan sebagai "man of the match".
Untuk satu musim kedepan, barangkali Slot akan lebih sering memainkan antara Wirtz dan Salah. Dari sisi statistik di antara kedua pemain pada dua musim terakhir, perpaduan kedua pemain tersebut akan menaikan intensitas permainan Liverpool.
Musim lalu, Wirtz yang masih berusia 22 tahun mencetak 10 gol dan 12 asis untuk Leverkusen. Menariknya, hanya Salah dan Wirtz yang mencetak lebih dari 10 gol dan lebih dari 10 asis selama dua musim terakhir di benua Eropa. Dengan ini, Liverpool sementara membangun lini depan yang bisa memberikan ancaman bagi tim lawan.
Tentu saja, benturan peran tak akan terjadi lantaran perbedaan posisi dari kedua pemain. Malahan, peran Salah akan lebih terminimalisir lantaran keberadaan Wirtz di lini tengah sebagai pemain bernomor 10. Dengan itu, Salah bisa juga mendapatkan keuntungan dari pengaruh Wirtz dalam memberikan asis.
Dengan sering memainkan bersama antara Wirtz dan Salah, itu bisa menjadi cara bagi Wirtz belajar dari pemain asal Mesir tersebut. Bagaimana pun, Wirtz perlu mengikuti jejak langkah Salah dalam mengatur permainan tim. Terlebih lagi, Wirtz dipandang sebagai suksesor yang tepat untuk mengisi sepatu dari Salah.
Selama tur pramusim, Wirtz menunjukkan bahwa harga yang diberikan Liverpool tak sia-sia. Pergerakan dari pemain asal Jerman itu kerap memanjakan lini depan dan juga membuka ruang bagi pemain sayap.
Jika performa tersebut dipertahankan Wirtz selama musim ini di pelbagai kompetesi, itu bisa menjadi langkah bagi Liverpool untuk bisa melepas Salah. Bagaimana pun, Liverpool harus siap melepas Salah dan menghilangkan ketergantungan Salah.
Salam Bola
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI