Pedri adalah salah satu pemain yang sulit digantikan dalam pola permainan Barcelona pada era kepelatihan Hansi Flick pada musim ini.Â
Pemain yang bisa beroperasi sebagai gelandang tengah atau pun gelandang serang itu seperti menjadi sentral dari mesin kerja permainan di lapangan tengah Barca.
Dalam skema strategi Flick, peran Pedri lebih sebagai pengatur permainan tim di lini tengah. Perannya yang membantu dalam penyerangan dan juga berkontribusi dalam urusan mencetak gol semakin minim. Makanya, Pedri lebih banyak menjelajahi area tengah daripada naik ke depan untuk menciptakan peluang dan mencetak gol.
Barangkali hal itu disebabkan oleh pilihan Flick yang lebih memilih gelandang serang yang berposisi sebagai pemain bernomor 10. Sejauh ini, pemain bernomor 10 itu diberikan kepada Olmo, Gavi, atau pun Fermin Lopez.
Dengan cara itu, pembagian peran antara pemain menjadi jelas. Ruang kerja dalam mengatur permainan juga tercakup dalam skala tertentu.
Sejauh ini, belum ada pemain yang bisa menjadi bagian rotasi dari posisi yang dimainkan Pedri. Kalau beberapa lini sudah mempunyai pemain pengganti yang bisa dirotasi, posisi Pedri masih sangat sulit untuk disentuh.
Tak elak, sangat menantang bagi Barca ketika pemain yang berusia 22 tahun itu kemudian menderita cedera. Itu bisa mempengaruhi ritme permainan Barca secara umum.
Namun, ketika pemain yang didatangkan dari Las Palmas pada tahun 2020 itu berada dalam kondisi bugar, permainan Barca terlihat mengalir, baik dalam penguasaan bola maupun lewat metode serangan balik.
Tak sedikit yang menilai bahwa Pedri merupakan titisan Andre Iniesta, mantan gelandang Barca. Pergerakannya, dribel, gayanya dalam mengontrol dan menguasai bola seperti mengingatkan Iniesta.
Penilaian itu tak berlebihan. Kehadiran Pedri seperti menguatkan kembali peran penting gelandang tengah dalam pola permainan Barca. Bukan rahasia lagi jika keunggulan pola permainan Barca yang biasa dikenal dengan Tiki-taka, dan bahkan Timnas Spanyol terletak pada kapasitas peran para gelandang. Makanya, Barca dan Spanyol secara umumnya kerap kali menghasilkan para pemain berkualitas yang berposisi gelandang.
Menariknya, latar belakang Pedri berbeda dengan para pemain Barca yang hampir seumuran dengannya. Pemain yang bernama lengkap Pedri Gonzalez Lopez itu bukanlah didikan akademi La Masia.
Umumnya, para gelandang Barca yang seusia dengan Pedri dan bahkan di bawah usianya dididik di akademi La Masia. Terkecuali juga, Frenkie de Jong yang dibeli dari Ajax.
Selebihnya, para gelandang Barca terbentuk di akademi La Masia. Keuntungannya mereka sudah mengenal dengan baik iklim klub dan juga pola permainan yang mesti dibangun bersama Barca.
Tak heran juga, dalam pencarian pemain dari klub lain, Barca selalu mengaitkannya dan mengevaluasi kualitasnya dengan karakter atau tepatnya DNA Barca. Misalnya, saat mendatangkan Frengkie de Jong, pemain asal Belanda itu dinilai memenuhi karakter permainan Barca makanya Barca mati-matian membelinya dari Ajax.
Pedri yang masuk ke Barca di usia yang terbilang muda sangat spesial lantaran langsung mendapatkan perhatian dan tempat utama. Sejak kedatangannya di tahun 2020, Pedri bisa tembus tim utama dan bahkan melewati para pemain gelandang yang terdidik di akademi La Masia.
Pedri datang di kala Iniesta sudah memasuki masa-masa menjelang pensiun. Ditambah lagi, tak ada sosok yang bisa secara langsung menggantikan peran dan posisi Iniesta di Barca. Untuk itu, Pedri sepertinya tiba di Barca di waktu yang tepat.
Besar kemungkinan, pembelian Pedri dari Las Palmas di tahun 2020 merupakan hasil evaluasi atas kualitas yang dimilikinya. Kendati tak berasal dari akademi La Masia, Pedri secara naluri dan kualitas mempunyai DNA permainan Barca.
Makanya, pemain yang terlahir pada 25 November 2002 itu bisa beradaptasi dengan baik pada sistem permainan Barca. Juga, Pedri bisa melanjutkan tradisi pola permainan Barca yang mengedapankan peran penting para gelandang.
Pada musim ini, Pedri menjadi salah satu aktor sentral permainan Barca dalam era kepelatihan Hansi Flick. Kehadiran Pedri di lapangan tengah tak secara total menghilangkan karakter dan warna DNA Barca yang dipegang oleh pelatih asal Jerman.
Akan tetapi, kehadirannya malah mampu mengakomodasi permainan ala Jerman yang dibawah Flick, dalam mana menekankan dedikasi dan agresivitas dalam melakukan serangan ke pertahanan lawan.
Pedri melengkapi pola taktik Flick bersama Barca. Sebaliknya, Flick juga memperkuat peran Pedri dalam pola permainan Barca pada musim ini.
Sejauh ini dari 44 laga yang telah dimainkan, Pedri sudah mencatatkan 4 gol dan 3 asis. Di Liga Champions Eropa, Pedri sudah mencatatkan 2 asis.
Pedri yang kendati bukan berasal dari akademi La Masia menjadi pemain penting Barca dan serentak pula menjadi penjaga DNA permainan Barca.
Salam Bola
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI