Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

The Roundup: Punishment, Kasus Judi Online dan Isu Hangat di Filipina

14 Agustus 2024   17:39 Diperbarui: 14 Agustus 2024   18:35 772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judi daring (online gambling) menjadi salah satu isu yang diperbincangkan di Indonesia tahun ini. Tak tanggung-tanggung, pemerintah pusat RI, dalam hal ini Presiden Joko Widodo membentuk satuan tugas (satgas) khusus guna memberantas sindikat judi online.

Apabila ditelusuri, persoalan judi online bukan saja masalah yang terjadi di Indonesia. Paling tidak, itu bisa terbaca lewat film asal Korea Selatan, The Roundup: Punishment (2024).  

Sebenarnya, film The Roundup: Punishment (selanjutnya baca: RP) yang dibintangi oleh aktor utama, Ma Dong-seok, yang dalam film bernama Ma Seok-do dan berperan sebagai detektif kepolisian merupakan edisi ketiga dari film "The Roundup".

Sebelumnya, Dong-seok juga terlibat dalam Roundup I (2022) dan Roundup II (2023). Ketiga film ini memiliki kesamaan pemain utama dan aktor pendukung lainnya, tetapi hanya berbeda tema atau kasus yang diangkat.

Walau genre utama film RP bertemakan aksi dan kriminal, nuansa lucu juga kadang ikut terselip guna mewarnai ketegangan yang terjadi di dalam film.
Pada RP, tema ceritanya tentang sindikat kasus judi online. Film tersebut bermula dari konteks negara Filipina.

Adegan awalnya tentang seorang pekerja muda asal Korea Selatan (Korsel) berlari ketakutan di lorong rumah penduduk nan sepi pada malam hari lantaran dikejar oleh para tukang pukul yang juga berasal dari Korsel.

Pekerja itu sempat ditolong oleh dua orang polisi Filipina. Akan tetapi, kehadiran para polisi itu tak bisa menyelamatkan si pekerja muda tersebut. 

Pasalnya, tokoh antagonis utama yang diperankan oleh Kim Mu-yeol (Baek Chang-gi) tak ragu untuk membunuh para polisi Filipina dan sekaligus pekerja asal Korsel tersebut.

Skenario itu menjadi awal dari film RP. Bertolak dari konteks negara Filipina yang mana menjadi tempat pengopresian sindikat bisnis judi online hingga sampai di konteks negara Korsel.

Sebagaik detektif, Ma Seok-do awalnya dihadapkan pada kasus kematian pekerja Korsel yang mayatnya dikirim ke Korsel. Kasus kematian pekerja tersebut menjadi titik tolak dari penyelidikan Seok-do dan timnya di Korsel.

Dari investigasi pada ibu dari pekerja yang terbunuh tersebut, ternyata si pekerja menjadi korban penipuan dan perdagangan manusia.

Alih-alih dijanjikan dengan pekerjaan yang baik sebagai operator komputer di Filipina, malahan kabarnya hilang setelah pergi berangkat kerja ke Filipina. Hingga ibunya hanya mengetahui keberadaan anak satu-satunya di kamar jenasah di rumah sakit.

Menjadi lebih dramatis ketika ibu dari pekerja yang terbunuh di Filipina itu memutuskan bunuh diri dan kemudian meninggalkan sebuah surat kecil untuk Seok-do yang berisi permintaan untuk menghukum pembunuh anaknya.

Secara umum, film berdurasi 1 jam 49 menit itu tak terlalu dipenuhi aksi perkelahian. Seperti film-film Roundup sebelumnya, Seok-do selalu gampang menundukan lawan-lawannya dengan tinju kerasnya.

Sebagaimana posisi Seok-do sebagai detektif, alur cerita berkisar dengan penyelidikan demi penyelidikan guna mendapatkan benang merah dari kasus pembunuhan yang terjadi di Filipina.

Hingga muaranya pun sampai pada kasus pengopreasian judi online yang dilakukan di Filipina dengan melibatkan pekerja/operator dari Korsel dan aliran uang bisnisnya memberikan keuntungan kepada pengusaha di Korsel.

Untuk itu, Seok-do dan timnya yang terbilang masih konvensional dengan kasus bernuansa daring harus meminta bantuan tim siber di kepolisian untuk memecahkan kasus judi online dan saat yang bersamaan kasus pembunuhan.

Pada akhir kisah film tersebut, dua kasus terpecahkan. Kasus judi online yang beroperasi di Filipina diruntuhkan berkat kerja sama antara kepolisian Filipina dan kepolisan Korsel yang tak hanya menjebak sindikat lewat cara daring, tetapi juga pergi langsung ke Filipina.

Lalu, kasus pembunuhan mendapat jawabannya setelah Seok-do berhasil menaklukan pelaku utama, Baek Chang-gi yang sudah berada di dalam pesawat dan hendak kabur ke Filipina.

Secara umum, alur cerita dari film yang didirektor oleh Heo Myeong-haeng hampir serupa dengan Roundup I dan II.

Dalam mana, alur film berjalan dari penyelidikan detektif Seok-do hingga klimaks akhir dari film selalu menjadi pertarungan fisik nan seru antara aktor utama dengan tokoh antagonis.

Aksi dari Seok-do yang mengandalkan pukulan tinju kerasnya menjadi salah satu penghiburan tersendiri bagi penyuka film aksi.

Namun, lebih jauh film itu seperti memberikan pesan sangat berharga untuk konteks saat ini, terlebih khusus untuk masalah sindikat judi online.

Film Roundup III ini seperti menggambarkan situasi hangat yang sementara terjadi saat ini, termasuk di Filipina.

Beberapa waktu terakhir ini, pemerintah Filipina sibuk mengevaluasi persoalan judi, Philippine offshore gaming operators (Pogos).

Pogo adalah tempat judi yang sebenarnya diakui secara legal beroperasi di Filipina. Namun, faktanya pengoperasian beberapa Pogo melangkahi aturan legal negara Filipina tentang pengoperasian Pogo.  

Pogo di Filipina lebih banyak dikontrol oleh pengusaha asal China. Muncul dugaan bahwa guna melapangkan pengoperasian judi itu, ada praktik-praktik ilegal seperti pemalsuan identitas diri.

Lebih lanjut, di balik pengoperasian tempat judi Pogo itu, isu perdagangan manusia menyeruak ke permukaan dan juga ketidakabsahan izin pendirian beberapa tempat Pogos pada beberapa wilayah di Filipina.
Tak elak, pengoperasian tempat judi 

"Pogos" di Filipina seperti berada di ujung tanduk hingga Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr dalam pidato tahunnya sebagai presiden di depan anggota DPR menyeruhkan secara terbuka dan resmi tentang penutupan pengoperasian Pogos atau tempat judi.

Film RP mengingatkan penonton, termasuk di Indonesia tentang bahaya dan efek dari judi online.

Sebagaimana tergambar dalam film RP, di balik pengoperasian judi daring, barangkali ada aksi ilegal seperti perdagangan manusia dan tentu saja penipuan yang merugikan banyak orang.

Oleh sebab itu, sebagai konklusi yang bermula dari aksi heroik Seok-do dan timnya dalam film Roundup: Punishment, aksi judi online perlu diberantas sampai ke akar-akarnya agar tak merugikan banyak pihak.

Salam  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun