Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Sikap Kita Ketika Atasan Memberikan Tugas yang Kita Tidak Suka

20 Mei 2023   10:18 Diperbarui: 21 Mei 2023   12:12 957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pekerjaan. | Foto: imtmphoto via Kompas.com

Relasi atasan dan bawahan kerap diwarnai oleh pelbagai nuansa, situasi, dan kondisi. Mulai dari kebijakan pimpinan yang berdampak pada bawahan, tanggapan bawahan atas keputusan pimpinan, sampai reaksi kedua belah pihak pada pelimpahan tugas dan tanggung jawab kepada bawahan. 

Perihal pelimpahan tugas atau tanggung jawab, dua hal bisa saja terjadi. Dua hal itu bisa saja reaksi bawahan atas apa yang diputuskan oleh atasan. 

Pertama, bawahan bisa merasa senang dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan. Alasannya bisa beragam. 

Tugas yang diberikan sesuai dengan kemampuan atau kompetensi dan termasuk tugas yang masuk wilayah nyaman dari bawahan. Juga, tugas itu sesuai dengan harapan dan permintaan dari bawahan. 

Apabila situasi ini yang terjadi, maka bawahan memiliki keuntungan tertentu. Paling tidak, target menyelesaikan dan menuntaskan pekerjaan tak menjadi masalah lantaran baik atasan atau pun bawahan mempunyai satu pemahaman. 

Reaksi kedua bisa saja bawahan tak merasa senang dan kecewa dengan keputusan yang dibuat pimpinan. Kekecewaan itu muncul karena tugas yang diberikan tak sesuai dengan apa yang diharapkan. Mungkin terlalu berat. Atau juga, tugasnya dinilai tak memberikan keuntungan.

Bahkan, pertanyaan bisa muncul adalah mengapa atasan atau pimpinan memberikan tugas itu kepada kita? Kita pun mulai mencurigai alasan di balik keputusan pimpinan. Pikiran negatif tentang pimpinan bisa saja terjadi. 

Di tengah situasi itu, rasa dilema pastinya ada. Kita mau menolak, tetapi di satu sisi kita barangkali tak hanya cemas kehilangan pekerjaan, tetapi kita juga mencemaskan reputasi dan kepercayaan. 

Penolakan kita pada keputusan bawahan bisa berujung pada penilaian negatif. Akibat lanjutnya, kepercayaan atasan bisa luntur dan kita bisa saja sulit dipercayai dan tersingkir di tempat kerja.

Pada titik ini, penerimaan pada pekerjaan itu menjadi pilihan terakhir. Di balik penerimaan itu, lantas, apa yang perlu kita lakukan? Bagaimana kita perlu menyikapi tugas yang diberikan oleh atasan?

Pada tempat pertama, kita perlu melihat sisi dan peluang positif dari tugas dan kepercayaan yang diberikan tersebut. Alih-alih langsung melihat sisi negatif dan terjebak di dalamnya, lebih baik kita mencari sisi positif yang bisa mengembangkan diri kita dan menumbuhkan semangat kerja. 

Pastinya, setiap tugas dan tanggung jawab memiliki hal-hal positif walaupun tugasnya agak berat, tugas itu tak disukai, atau pun tugas itu berada di luar harapan kita. 

Kita juga perlu melihat peluang positif yang kita peroleh dari tugas yang diberikan. Bukan tak mungkin, kita melihat peluang yang bisa membangun dan mengembangkan potensi diri kita lewat tugas yang awalnya kita tak sukai.

Jadi, agar tugas yang tak disukai tak menjadi beban, lebih baik kita melihat sisi dan peluang positif yang bisa membangun diri kita. 

Kedua, dahulukan bekerja daripada komplain. Komplain sebelum berkerja kerap menghadirkan beban. Beban itu membuat kita tak bisa bekerja dan ujung-ujungnya mengabaikan pekerjaan tersebut. 

Akan tetapi, kalau kita bekerja terlebih dahulu, barangkali kita bisa menemukan sisi positif dari apa yang kita lakukan dan kerjakan. Alih-alih komplain dengan keputusan atasan, apa salahnya kita mencoba melakukan pekerjaan tersebut. 

Melakukan kesalahan menjadi bagian yang sulit kita hindari. Untuk itu, kita perlu mencoba daripada hanya mengeluh dan komplain dengan apa yang kita terima. 

Ketiga, melihat pekerjaan itu sebagai tantangan baru. Setiap pekerjaan pasti memberikan nilai tertentu. Juga, di dalamnya ada tantangan yang bisa mengasah dan menempah kita menjadi pribadi yang kuat dan kokoh. 

Dengan ini, kita seyogianya lebih fokus pada pelajaran dari pekerjaan yang kita geluti daripada menfokuskan diri pada perasaan dan sentiman pribadi kita atas pekerjaan yang kita geluti. Cari pengalaman dan tantangan baru akan bisa memberikan kita banyak pelajaran positif. 

Menerima kepercayaan berupa pekerjaan dari atasan atau pun pimpinan membutuhkan keterbukaan hati. Kita perlu membuka diri diri atas pekerjaan tersebut walaupun tugas yang diberikan tak sesuai dengan ekspektasi dan perasaan kita. 

Oleh sebab itu, kita perlu membangun sikap positif pada setiap kepercayaan dan pekerjaan yang diberikan kepada kita. Daripada tinggal dalam pikiran negatif, lebih baik kita berupaya untuk mengeluarkan kemampuan terbaik dan memanfaatkan potensi diri kita. 

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun