Ketika Opini Publik Usik Jokowi untuk Soroti Pejabat yang Pamer Kekayaan

Barangkali masih segar dalam ingatan kita kala Presiden Joko Widodo memanggil pejabak dari lingkup kepolisian Republik Indonesia tahun 2022 lalu. 

Pemanggilan itu beriringan dengan hangatnya kasus Ferdy Sambo dan hal itu berdampak pada soroton negatif pada kepolisian RI. 

Dalam tatap muka dengan pihak pejabat kepolisian, Jokowi menyoroti gaya hidup polisi. Pasalnya, publik tak hanya menyoroti kasus FS, tetapi juga mengupas dan mengritik habis-habisan gaya hidup beberapa pejabat polisi yang nampak di media sosial. 

Bahkan, publik juga coba menelusuri harga dari pakaian yang dikenakan oleh seorang pejabat polisi ketika dipakainya di depan TV.

Belum setahun berselang, Jokowi kembali menyoroti gaya hidup pejabat. Kali ini, Jokowi secara tak langsung mengingatkan pejabat di lingkup kementerian Keuangan. Lebih spesifik pejabat di pejabat pajak dan pejabat bea cukai.

Melansir berita Kompas.com (2 Maret 2023), dalam Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Jokowi mengingatkan para menteri dan kepala lembaga untuk memperingatkan para staf mereka untuk tak memamerkan kekayaan. 

Sorotan Jokowi ini kembali hadir gegara gencarnya komentar publik atas kehidupan mewah para pejabat di lingkup pajak dan bea cukai. Kehidupan mewah itu nampak lewat pamer barang-bareng mewah. Bahkan ada yang membentuk kelompok motor mewah. 

Kehidupan mewah para pejabat Pajak dan Bea Cukai ini memantik reaksi publik ketika bermula dari kasus Mario, anak dari Rafael Alun Trisambodo yang sudah diberhentikan dari tugas dan jabatannya oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai pejabat Direktorat Jenderal Pajak.  

Dalam dinding media sosialnya, Mario menampilkan gaya hidup yang cukup mewah seperti menunjukkan mobil Rubicon dan Harley Davidson. 

Lantas, publik tak hanya kecewa dengan kasus penganiayan yang dilakukan oleh Si Mario tetapi juga publik pada keluarga publik.