Agar Jalan Kaki Bisa Membangun Kesehatan Mental

Hampir setahun, saya melakukan kegiatan jalan kaki  setiap pagi. Tujuan utamanya sebagai aktivitas untuk berolahraga sekaligus upaya untuk menurunkan berat badan. 

Seturut jam pintar yang  biasa saya pakai,  jarak tempuh jalan kaki yang saya buat setiap pagi berkisar 7 km dengan rata-rata 8300-8400 langkah. Efeknya begitu nampak pada aspek kesehatan. 

Namun, satu hal yang saya perhatikan dari kegiatan ini pada kesehatan mental. Salah satu aturan yang saya buat setiap kali melakukan aktivitas jalan kaki adalah tak membawa phone atau pun gadget.

Kebetulan jalur yang saya tempuh biasanya sepi dan berada di wilayah perbukitan, jadinya saya betul-betul menikmati situasi sepanjang perjalanan. Jalan sendirian sembari menikmati pemandangan, mendengar suara burung di pagi hari, dan bahkan memperhatikan situasi di sepanjang jalan.

Tak ayal, aktivitas jalan kaki ini tak hanya menguntungkan sisi kesehatan fisik. Akan tetapi, hal ini juga mendukung perkembangan kesehatan mental. Jadinya, kesehatan fisik dan mental berjalan bersamaan.

Pikiran jadi tenang. Bahkan saya berjalan sembari berpikir dan merenung. Pendeknya, saya lebih banyak dengan diri sendiri sembari melihat setiap pengalaman yang telah terjadi dan juga kadang membangun rencana untuk ke depannya. Tak heran, banyak hal yang tercipta karena kebiasaan berjalan kaki.

Hemat saya, beberapa hal yang bisa menjadikan kegiatan jalan kaki sebagai momen untuk membangun kesehatan mental.

Pertama, Tinggalkan Phone atau juga Berjalan Tanpa menggunakan Phone.

Membangun kesehatan mental dan fisik bisa berjalan berbarengan. Yang kerap kali terjadi adalah kesehatan mental sangat mempengaruhi kesehatan fisik. Maka itu, kita perlu membangun kesehatan mental sebagai penopang kesehatan fisik kita. 

Aktivitas fisik juga bisa mendukung kesehatan mental. Olahraga teratur dan pada tempat yang tepat bisa mendukung kesehatan mental. Hal ini sangat bergantung pada cara kita melakukannya.