Selain itu, kewaspadaan itu perlu dipolesi oleh aura derby. Derby kerap menghadirkan tensi dan gengsi tertentu. Untuk itu, sangat sulit untuk memprediksi siapa yang bisa keluar sebagai pemenang.
Man City perlu mewaspadai permainan efektif ala MU. Man City dikenal sebagai tim yang kerap bermain mendominasi laga. Bahkan dominasi ini kerap membuat para bek harus ikut berkontribusi melakukan serangan dan maju ke depan untuk menyortir bola.
Tantanganya dari sistem ini saat bertemu dengan tim-tim yang cenderung bermain dari kaki ke kaki dengan memanfaatkan efektivitas serangan balik. Termasuk saat bersua dengan pola permainan MU di bawah kendali Ten Hag.Â
Menjadi agak sulit bagi Manajer Man City, Pep Guardiola ketika dia menghadapi badai cedera dengan beberapa pemain belakang seperti John Stones dan Aymeric Laporter. Akibatnya, Guardiola memercayakan duet Ruben Diaz dan Manue Akenji di lini belakang.Â
Sementara itu, dari sisi pemain inti dan regular ynag diturunkan oleh Ten Hag, umumnya dalam kondisi terbaik. Bahkan Jadon Sancho dan Rashford tak dipanggil masuk skuad Inggris. Karena itu, kedua pemain muda ini berada dalam kondisi terbaik untuk derby kontra Man City.Â
Man City memang dalam kondisi terbaik. Apalagi striker Erling Haaland sementara dalam kondisi on fire, di mana dia sudah mencetak gol di 4 laga berturut-turut dan berposisi sebagai top skorer sementara di Liga Inggris.Â
Kualitas Haaland ini akan menantang kesolidan lini belakang MU. L. Martinez yang dikritik karena postur tubuhnya yang pendek akan mendapat tantangan dari Haaland yang berpostur tubuh tinggi. Situasi ini akan menjadi salah satu cara Man City menantang kesolidan duo bek Verane dan Martinez.Â
Walau demikian, Man City perlu mewaspadai gaya taktik Ten Hag. Ten Hag menekankan permainan efektif dan kesolidan di lini belakang. Itulah formula yang dimainkan oleh MU di lima laga terakhir di Liga Inggris. Formula yang sama barangkali dimainkan saat menghadapi Man City pekan ini.Â
Salam BolaÂ
