Efek lanjutnya bukan pada semangat bekerja, tetapi malah membangkitkan rasa malas. Lantas, saya coba memaksa diri untuk bangun pagi lebih awal, yakni jam 5 pagi dan melakukan aktivitas jalan kaki selama sejam.
Awalnya terasa sulit. Namun, karena faktor kebiasaan, hal itu menjadi biasa. Sejauh ini, saya tak kesulitan untuk bangun pada jam 5 pagi. Bahkan badan tak lagi terasa malas.
Setelah membaca beberapa informasi di internet, rupanya tingkat gula di dalam darah yang dipengaruhi konsumsi tinggi pada gula menjadi salah satu sebab di mana saya cenderung menjadi pemalas dan suka tidur-tiduran.
Ketiga, Hemat Uang
Saya sempat adiktif dengan minuman manis. Ketika merasa lelah atau pun gerah karena cuaca yang panas, bukan air putih yang dipilih, tetapi minuman manis dan bersoda.Â
Memang, rasanya melegahkan tetapi hal itu menghadirkan rasa adiktif.
Tentu saja, saya harus merogoh saku untuk membeli minuman dan makanan manis. Gegara puasa, saya pun kontrol diri untuk membeli kue-kuean dan minuman bersoda. Tak ada lagi makanan ringan.Â
Yang ada hanya dua kali makan dalam sehari. Jenis makannya pun lebih pada protein daripada berbahan karbo atau pun gula.Â
Efek lanjutnya, saya hemat dalam pengeluaran keuangan. Selama dua bulan terakhir, saya tak lagi membeli minuman bersoda atau pun mengeluarkan uang untuk membeli kue atau pun biskuit. Juga, tak membeli makanan yang cenderung memberikan efek tertentu pada kesehatan.Â
Mengontrol diri untuk tak mengonsumsi minuman dan makanan berkadar manis memberikan banyak efek positif. Tak hanya untuk kesehatan tubuh, tetapi juga bisa memberikan efek dalam pengaturan keuangan.
Salam