Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Cristiano Ronaldo Membangkang dan Efek Kegeraman Erik Ten Hag

4 Agustus 2022   06:10 Diperbarui: 4 Agustus 2022   06:19 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cristiano Ronaldo, pemain Manchester United. Foto: Nigel Roddis via Kompas.com

Drama Cristiano Ronaldo di Manchester United (MU) seolah tak bertepi. Bintang asal Portugal ini berniat hengkang dari MU, namun niat itu tak menemui titik temu.

Alasan paling mendasar dari keinginan Ronaldo pergi dari MU karena merasa ragu dengan kekuatan yang dimiliki MU dan Ronaldo ingin bermain di Liga Champions.

Persoalannya, ketika niat Ronaldo itu tak dibarengi oleh antuasisme klub-klub di Eropa. Tak sedikit klub-klub mapan, yang nota bene berlaga di Liga Champions musim depan, tampak enggan merekrut Ronaldo.

Kabarnya, agen Ronaldo, Jorge Mendes sudah melakukan penjajakan dengan menawarkan Ronaldo pada beberapa klub besar di Eropa. Akan tetapi, hal itu masih belum menemui titik terang.

Perihal jumlah gaji pemain berusia 37 tahun itu bisa saja menjadi salah satu alasan di balik ketidakmauan klub-klub besar di Eropa. Di MU, Ronaldo adalah pemain dengan bayaran tertinggi. Tentu saja, kepergian Ronaldo bisa memberikan efek ekonomi untuk MU secara tak langsung.

Soal lain adalah efeke Ronaldo pada taktik pelatih dan strategi tim. Bukan rahasia lagi jika karakter Ronaldo bisa mempengaruhi ruang ganti dan taktik permainan tim secara umum.

Terbukti sejak Ronaldo bergabung dengan MU pada awal musim lalu. Memang, Ronaldo berkontribusi besar untuk gol MU, dengan mencetak 24 gol, tetapi keberadaannya tak begitu berpengaruh dalam mengangkat performa tim secara umum.

Selain itu, niatnya yang mau pergi dari MU juga mulai "meresahkan". MU seolah digantung oleh ketakpastian Ronaldo.

Belum lagi, sikapnya baru-baru ini sewaktu MU bermain kontra Rayo Vallecano dalam sebuah laga persahabatan di Old Trafford.
Ronaldo, memang, diturunkan dalam laga ini. 

Kemudian, dia diganti setelah bermain 45 menit. Di pinggir lapangan, tampak pelatih Erik Ten Hag dan Ronaldo berdebat.

Puncaknya, seolah tak menghargai pelatih Erik Ten Hag dan para pemain lainnya, Ronaldo memilih untuk pergi duluan meninggalkan skuad MU yang sedang bermain kontra Vallecano.

Tentu saja, sikap ini jelas tak menunjukkan profesionalitas seorang atlet. Bahkan hal ini lebih mencoreng citra dari mantan pemain Real Madrid dan Juventus ini.

Sontak saja, Ten Hag agak geram dan menyesali sikap Ronaldo ini. Bahkan Ten Hag menyatakan bahwa sikap Ronaldo dan pemain yang juga ikut meninggalkan tim yang sementara bertanding tak bisa diterima.

Pernyataan Ten Hag ini seolah membangun perang dingin dengan Ronaldo. Efeknya bisa besar untuk relasi antara Ten Hag dan Ronaldo di MU. 

Di tengah tak adanya minat kuat dari tim-tim di Eropa untuk mendatangkan Ronaldo, besar kemungkinan Ronaldo bisa bertahan di MU. Jadi, Ten Hag harus bisa memainkan otoritasnya sebagai pelatih MU.

Akibatnya bisa beragam. Mau tak mau, Ronaldo harus tunduk pada otoritas kepelatihan Ten Hag kalau tak mau dibekukan di bangku cadangan.

Selain itu, peluang untuk membangkucadangkan Ronaldo makin besar apabila taktik tak bisa menjawabi kemampuan Ronaldo.

Ten Hag sendiri mengakui bahwa Ronaldo tak siap secara fisik untuk menghadapi laga perdana Premier League kontra Brighton di Old Trafford. Pasalnya, Ronaldo absen selama 12 pekan, di mana saat itu MU melakukan bebarapa laga uji coba di Thailand dan Australia.

Keputusan untuk tak memainkan Ronaldo bisa menjadi jalan yang perlu dibuat oleh Ten Hag. Pasalnya, Ten Hag bisa memanfaatkan dan sekaligus menguji ramuan skuad yang dibangunnya selama masa uji coba pramusim, sembari menanti saat yang tepat bagi Ronaldo benar-benar dalam kondisi fit.  

Pada titik lain, sikap Ronaldo itu menjadi ujian ketegasan dan konsistensi Ten Hag. Dalam mana, Ten Hag teruji untuk menerapkan aturan yang satu dan sama kepada setiap pemain, termasuk kepada Ronaldo sekalipun.

Menjadi persoalan lanjut apabila Ten Hag tak berani memberi sanksi pada Ronaldo atas sikapnya. Ini akan menimbulkan kesan negatif di antara pemain, karena terlihat ada perlakuan bias di antara pemain.

Maka dari itu, Ten Hag harus benar-benar konsisten seturut perkataannya. Walaupun dia membangun semacam perang dingin dengan Ronaldo, paling tidak Ten Hag mementingkan tim secara keseluruhan, dan tak peduli pada kehendak dari salah satu individu pemain.

Sampai saat ini, belum ada tim yang terang-terangan mendekati Ronaldo. Karenanya, kemungkinan besar Ronaldo bertahan di MU. Kecuali kubu Ronaldo memenui syarat dari klub yang mau merekrutnya, termasuk soal gaji. 

Situasi Ronaldo yang bertahan di MU bisa menjadi tantangan tersendiri untuk Ten Hag apabila tak ada rekonsiliasi. Rekonsiliasi itu berupa niat pelatih untuk meyakinkan Ronaldo tentang proyek MU di musim 2022/23.

Juga, hal itu perlu dibarengi dengan kerendahan hati Ronaldo menerima kenyataan di MU. Tak bisa dipungkiri bahwa MU tak begitu getol dalam membaharui skuad di jendela transfer pemain musim panas saat ini. Karena ini, langkah MU untuk bersaing di Liga Inggris begitu sulit. 

Ten Hag sendiri lebih cenderung memilih pemain yang dikenalnya karena rekam kerja sama di klub sebelumnya. Jadinya, MU tak begitu melirik nama-nama lain, yang nota bene tak berkaitan erat dengan karir Ten Hag di Ajax atau pun di Eredivise.

Dari sisi pembaharuan tim, MU tertinggal dari Arsenal dan Tottenham Hotspur yang berhasil merekrut lima sampai enem pemain pada musim ini. Karenanya juga, masih belum pantas jika kekuatan MU diperbandingkan dengan kekuatan Manchester City dan Liverpool yang memiliki skuad yang stabil untuk musim depan.

Sebenarnya sikap Ronaldo membangun gap untuk dirinya sendiri. Bukan tak mungkin, Ronaldo teraleniasi dari skuad MU dan tim lebih berharap pada jalan yang sementara di bangun oleh Erik Ten Hag dengan menekankan permainan tim.

Cara Ronaldo meninggalkan tim yang sementara bertanding seperti sebuah pembangkangan. Alih-alih menarik simpati tim, Ronaldo malah mendapat pernyataan keras dari Ten Hag. Secara tak langsung, Ten Hag juga membangun perang dingin dengan Ronaldo dan efeknya bisa besar untuk karir Ronaldo. 

Salam Bola

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun