Kegagalan timnas Indonesia U19 melaju ke babak semifinal cukup menyakitkan hati. Produktivitas timnas selama AFF U19 ini harus tunduk pada aturan AFF U19 yang menetapkan tim yang lolos karena faktor head to head.Â
Saat Indonesia bertemu dengan Thailand dan Vietnam, Indonesia tak mencetak gol. Sementara dalam pertemuan Thailand dan Vietnam, kedua tim sama-sama mencetak 1 gol.
Lantas, AFF U19 membuat klasemen mini dari Vietnam, Thailand, dan Indonesia karena mempunyai poin yang sama. 11 poin.Â
Vietnam dan Thailand dinyatakan lolos sementara Indonesia tidak. Kelolosan kedua tim ini ditentukan ketika kedua tim berhasil main imbang 1-1. Mereka mempunyai produktivitas 1 gol.Â
Sementara itu, timnas Indonesia tak sekalipun mencatatkana gol saat bertemu Vietnam maupun Thailand.Â
Aturan ini terasa agak janggal dan tak menghargai tim-tim lain di Grup A. Pasalnya, terlihat tidak adanya rasa respek pada timnas Brunei, Filipina dan Myanmar yang berada di satu grup.Â
Mereka terpinggirkan ketika aturan klasemen mini head to head diterapkan hanya untuk tiga tim semata.
Jadinya, ketiga tim lain seolah menjadi pelengkap turnamen di Grup A. Padahal, setiap timnas mempunyai usaha yang sama untuk mengeluarkan permainan terbaik, terlepas dari hasil akhir di lapangan hijau.Â
Selain itu, bukan rahasia lagi ketika bermain dalam sistem kualifikasi grup, tiap tim berupaya untuk mencari produktivitas sebagai salah satu alternatif untuk lolos ke babak selanjutnya.Â
Hemat saya, baik Filipina, Bruine maupun Myanmar juga bukan datang sebagai pelengkap dalam turnamen ini. Maka dari itu, perhitungan pun harus melibatkan partisipasi dari keseluruhan tim. Dengan ini, produktivitas gol tetap menjadi referensi terdepan untuk maju ke babak selanjutnya.Â