Tentu saja, tantangannya sangat sulit terealisasi dalam waktu singkat.Â
Tantangan pertama dari jabatan Bonbong. Pada saat yang bersamaan Bongbong akan mempunyai dua jabatan sekaligus. Tak menutup kemungkinan departemen lain juga membutuhkan perhatian lebih.
Jabatan sebagai presiden dan menteri pertanian. Dua jabatan ini memiliki tingkat kesibukan yang berbeda-beda.Â
Selain itu, sebagai presiden Bonbong akan berhadapan dengan kompleksitas persoalan dari pelbagai ranah kehidupan di dalam negeri dan relasinya dengan negara-negara lain. Di tengah situasi itu, Bongbong perlu fokus pada posisinya sebagai seorang presiden.
Tingkat kesibukan ini bisa saja mengaburkan peran di tempat lain.
Selain itu, menfokuskan pada salah satu departemen bisa saja menjadi batu sandungan dalam melihat keseluruhan aspek pekerjaan yang ada dalam kabinet.Â
Maka dari itu, mempercayakan kursi departemen kepada salah satu menteri bisa menjadi opsi. Tak perlu menjadi pejabat langsung dari departemen tersebut. Agar upaya itu bisa tercapai, apa salahnya presiden menunjuk sosok yang terpecaya.Â
Keuntungannya, presiden akan mempunyai banyak waktu untuk memantau perkembangan pertanian di Filipina.Â
Dengan ini, Bongbong bisa bersentuhan langsung dengan bidang pertanian hingga memudakan anak dari mantan Presiden Ferdinan Marcos ini melihat dari dekat kebutuhan dari departemen pertanian.Â
Situasi ini bisa menjadi keuntungan terbesar untuk bidang pertanian Filipina. Tak gampang seorang presiden langsung membawahi departemen pertanian.Â
Jabatan Bongbong sebagai kepala departemen pertanian bisa saja bergantung pada tingkat kesuksesan yang terjadi.