Performa Xavi Hernandez sebagai pelatih Barcelona mulai menuai pujian. Kemenangan 4-0 kontra Athletico Madrid, salah satu tim tersolid di La Liga Spanyol membuktikan keputusan tepat Barca dalam memilih Xavi.Â
Padahal, kabarnya Xavi bukanlah pilihan utama Joan Laporta. Gegara benturan politik sebelum pemilihan presiden, di mana Xavi merupakan pilihan Victor Font yang merupakan lawan politik Joan Laporta dalam kampanye sebagai presiden Barcelona.Â
Xavi terpilih berkat suara mayoritas yang menggema di Barcelona. Â Laporta terlihat tunduk pada gaungan suara mayoritas.
Performa Xavi di klub Al Sadd, Qatar membangkitkan euforia di Camp Nou agar mantan kapten Barca itu dikontrak untuk menjadi pelatih Barca menggantikan Ronald Koeman.
Xavi melatih tim yang sementara timpang. Selain masalah cedera, Xavi juga dilimpahkan tim yang terlihat kehilangan motivasi.Â
Pelbagai drama di awal musim, termasuk kepergian sang mega bintang Lionel Messi ikut mempengaruhi aura di Camp Nou. Jadinya, Barca tampil di bawah standar. Camp Nout nampak sepi dari penonton.Â
Kualitas Barca tak hanya menurun di level domestik, tetapi juga di ajang Eropa. Tersingkirnya Barca dari Liga Champions musim ini hanyalah kulminasi kegagalan yang ditinggalkan dari era Ronald Koeman.Â
Bersyukur, Barca masih mendapat kesempatan untuk bermain di Piala Eropa. Performa di babak play off kontra Napoli seolah mengamini bahwa Barca adalah favorit kuat untuk mengangkat trofi Piala Eropa musim ini.Â
Status favorit itu makin menguat dengan performa Barca secara umum pada bulan Februari lalu. Barca berhasil mengatasi tim-tim yang kerap merumitkan Barca di La Liga Spanyol seperti  Atletico Madrid dan Atheletic Bilbao.Â
Keberhasilan Barca pada bulan Februari tak lepas dari sentuhan tangan dingin Xavi dalam membeli pemain di bulan Januari lalu. Dari 4 pemain yang didatangkan Xavi, hanya Ferran Torres yang masih berusia relatif muda dan harga yang cukup melangit.Â
Dani Alves dan Pierre Aubameyang didatangkan dalam status bebas transfer. Sementara Adama Traore berstatuskan pemain pinjaman, dan bisa saja dikontrak pada musim mendatang.Â
Ferran Torres dipandang sebagai salah satu bintang masa depan timnas Spanyol. Hanysa saja, mantan pemain Valencia ini gagal bersaing di lini depan Manchester City. Xavi melihat kesempatan itu, dan segera merekrutnya untuk menjadi bagian dari timnya.Â
Aubameyang sudah tersingkir dari tim utama Arsenal. Masalahnya dengan klub berujung pada lepasnya ban kapten dan terpinggirnya dari skuad Arsenal. Lalu, Alves sudah tak diminati oleh klub besar.Â
Adama memang diminati oleh beberapa klub top, namun terlihat klub-klub itu agak ragu. Xavi meyakinkan mantan anak akademi La Massia itu untuk datang ke Camp Nou. Status pinjaman bisa saja dipermanenkan apabila menimbang performa Adama sejauh ini di Barca.Â
Menilik langkah ini, Xavi merupakan pelatih yang bisa memotivasi pemain yang dikesampingkan dan diragukan di klub lain tetapi bisa tampil pada level terbaik di Barca. Terbukti, Torres, Aubameyang, Adama, dan Alves memberikan kontribusi besar dalam performa Barca di bulan Februari lalu.Â
Barca kembali produktif. Intensitas lini depan makin tajam. Pola permainan makin teratur. Dan, tim lawan makin waspada dengan gaya Barca saat ini.Â
Saat ini, Xavi menunjukkan kelebihannya sebagai pelatih, yang tak hanya pandai meramu sistem kerja dan taktik tim, tetapi juga pelatih yang mampu memotivasi para pemain untuk bisa tampil optimal.Â
Selain para pemain baru, Xavi juga mampu mengangkat performa pemain lama, seperti Frenkie de Jong, Sergio Busquets, Sergio Dest, hingga Luuk de Jong.Â
Pada titik ini, Barca sebenarnya memiliki pemain berkualitas. Hanya saja, Barca membutuhkan motivator yang bisa mengangkat mentalitas para pemain.Â
Terlihat dari gaya Xavi dalam membela para pemainnya yang tak tampil baik. Misalnya, ketika Torres yang kerap membuang peluang di depan gawang lawan.Â
Secara diplomatis, Xavi mengatakan bahwa hal yang sama pernah terjadi pada Luis Suarez yang didatangkan dari Liverpool. Namun, setelah beberapa laga, Suarez menjadi salah satu senjata andalan Barca dalam menjebol gawang lawan.Â
Begitu pula saat Xavi menyikapi situasi O. Dembele. Dembele yang memiliki persoalan dengan masalah kontraknya dengan manajemen klub tetap diperlakukan secara profesional. Xavi tak melihat kontrak Dembele, tetapi mempertimbangkan kualitas yang dimiliki pemain timnas Perancis itu.Â
Berkat kepercayaan Xavi, Dembele tampil mengganas dalam laga kontra Atletico. Selain mencetak 1 gol, Dembele berkontribusi dua gol Barca di menit-menit akhir laga.Â
Dalam interview, Xavi menyatakan bahwa soal status Dembele bukanlah urusannya, tetapi urusan klub. Yang dipedulikan Xavi adalah kualitas Dembele sebagai salah satu pemain dalam skuadnya di Barca.Â
Setelah beberapa bulan mengambil alih kursi kepelatihan Barca, Xavi menunjukkan diri sebagai pelatih yang pandai memotivasi para pemain. Bagaimana pun, motivasi pelatih menjadi salah satu hal yang bisa mendongkrak kualitas para pemain.Â
Xavi bukan sekadar pelatih, tetapi dia juga adalah motivator. Sejauh ini, Xavi tak sekalipun mempersalahkan para pemainnya, tetapi lebih membela pemainnya ketika performa tak berjalan seturut rencana.Â
Gaya ini menjadi kelebihan Xavi dari para pelatih sebelumnya. Dalam mana, kualitas para pemain Barca tak hanya cukup muncul dengan taktik permainan, tetapi juga mesti dirangsang dengan motivasi yang tepat sasar.Â
Xavi sementara memetik buah dari motivasinya kepada para pemain di Barca. Buahnya akan terus mengalir seturut keseimbangan tim yang semakin menguat.Â
Salam Bola
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI