Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Pelajaran dari Italia dan Spanyol yang Capai Semifinal Euro 2020

3 Juli 2021   08:27 Diperbarui: 4 Juli 2021   05:53 3665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nicolo Barella melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang Belgia dalam laga perempat final Euro 2020 di Football Arena, Muenchen, pada 2 Juli 2021.(Sebastian Widmann - ©UEFA via Kompas.com)

Coba kita melangkah ke belakang sebelum perhelatan Euro 2020 berlangsung. Pastinya, tak sedikit pihak yang secara terang-terangan meragukan Italia dan Spanyol di Euro.

Umumnya, tim-tim yang dijagokan untuk meraih Piala Eropa adalah Prancis, Belgia, Jerman, Portugal, dan Inggris. Alasan paling mendasar adalah performa tim-tim ini yang dibarengi dengan komposisi skuad yang dimiliki.

Sementara itu, Spanyol dan Italia tidak terlalu diperhitungkan. Hal itu tak lepas dari kondisi penampilan tim yang belum konsisten dan stabil. 

Italia gagal tembus masuk Piala Dunia 2018. Sama halnya, Spanyol yang kandas lebih awal saat berlaga di Piala Dunia 2018. Kedua tim terlihat kehilangan daya magis di turnamen internasional. 

Keraguan menjadi besar saat menimbang komposisi skuad yang dimiliki oleh kedua tim. Italia tidak mempunyai pemain yang tampil mencolok di daratan Eropa. Roberto Mancini coba meramu skuad dari kalangan senior dan pemain muda dari klub-klub Italia.

Hampir serupa dengan langkah Roberto Mancini di Italia, Luis Enrique mengambil jalan yang tidak konvensional. Pemain Spanyol yang berseragam Real Madrid ditepikan. 

Lantas, Luis Enrique memilih pemain dari pelbagai klub di Eropa. Tidak lagi didominasi oleh satu atau dua klub, tetapi para pemain berasal dari tempat-tempat yang berbeda. 

Italia berhasil tembus semifinal Piala Eropa setelah mengalahkan Belgia. Di semifinal, Italia akan bertemu Spanyol yang mengkandaskan langkah Swiss. Sumber foto: AFP/Alessandra Tarantino via Kompas.com
Italia berhasil tembus semifinal Piala Eropa setelah mengalahkan Belgia. Di semifinal, Italia akan bertemu Spanyol yang mengkandaskan langkah Swiss. Sumber foto: AFP/Alessandra Tarantino via Kompas.com
Jadi, Enrique tidak memilih pemain berdasar pada klub yang dibela. Mereka umumnya terpilih karena performa yang mereka berikan untuk klub yang mereka belah. Karena ini, tak sedikit pihak yang tidak saja mengritik seleksi pemain ala Luis Enrique, tetapi juga meragukan kiprah timnas Spanyol di Euro 2020.

Barangkali keraguan pada Spanyol dan Italia menjadi runtuh bila melihat perjalanan kedua tim hingga saat ini. Spanyol dan Italia berhasil masuk semifinal Euro 2020. 

Lalu, tim-tim yang sebelumnya lebih difavoritkan untuk sampai pada partai puncak malah sudah lebih awal angkat koper dari Euro 2020. Hanya tertinggal Inggris, salah satu tim yang dipandang sebagai tim berkekuatan kuat di Euro 2020.

Spanyol dan Italia memberikan pelajaran yang berharga di Euro 2020.  

Pelajaran paling pertama adalah tidak tunduk pada pandangan orang lain.

Tak sedikit yang tidak menjagokan Italia dan Spanyol di Euro. Umumnya, orang-orang lebih menjagokan tim seperti Belgia, Portugal, Inggris, Jerman, dan Prancis.

Kendati tak berstatuskan favorit, Italia dan Spanyol tak merasa inferior. Malah, Spanyol dan Italia mementakan pandangan skeptis banyak orang dengan performa dan pencapaian mereka sejauh ini.

Entah siapa yang tersingkir di semifinal, yang pasti Italia dan Spanyol sudah menunjukkan bahwa pandangan dari luar bukanlah faktor penentu penampilan di dalam lapangan. Yang menentukan tim itu sendiri. Bahkan pandangan dari luar bisa menjadi motor yang menggerakan tim untuk tampil lebih baik.

Pelajaran kedua adalah lebih bermain sebagai tim daripada bergantung pada satu atau dua figur.

Roberto Mancini sudah memainkan 26 pemain yang dibawahnya di Euro 2020. Kendati alasannya sangat personal, di mana dia tidak ingin pengalaman masa lalunya terulang. Pernah Roberto Mancini diikutsertakan di dalam skuad Italia untuk piala dunia 1988, namun tak sekalipun Mancini turun dalam perhelatan piala dunia itu.

Pengalaman ini membekas dalam nubarinya. Dia tidak ingin agar pemain yang dilatihnya mengalami hal yang sama. Maka dari itu, dia pun memutuskan untuk menurunkan semua pemainnya.

Namun, sikap ini tak sekadar alasan personal. Ini menunjukkan kualitas Italia sebagai tim. Tidak ada pemain bintang, dan semua pemain bisa dijadikan bintang dalam satu okestra yang terjadi di lapangan.

Sama halnya, dengan langkah Luis Enrique membawa Spanyol di Euro. Tak ada pemain yang dikhususkan. Setiap pemain diperlakukan sama.

Pedri yang baru dipanggil timnas Spanyol langsung menjadi bagian penting dari skuad. Dia tak peduli apakah masih ada pemain yang lebih senior dari Pedri. Yang terpenting adalah kontribusi sang pemain untuk klub.

Juga, ketika gol bunuh diri terjadi ke gawang Spanyol saat menghadapi Kroasia. Pedri tidak disalahkan. Malahan, Spanyol bergerak sebagai tim untuk membalikkan keadaan dan meraih kemenangan 5-3 kontra Kroasia.

Italia dan Spanyol sejauh ini membuktikan bahwa untuk meraih kesuksesan tidak berada di tangan satu figur semata, tetapi itu tetap bergantung pada permainan tim secara umum.

Terbukti, sampai saat ini, umumnya kita tidak melihat siapa yang tampil begitu menonjol di timnas Italia dan Spanyol. Artinya, rata-rata pemain yang diturunkan memberikan kontribusi yang serupa dalam setiap laga.

Italia dan Spanyol tidak hanya mengubah peta persaingan di Euro 2020, tetapi sekaligus meruntuhkan pandangan-pandangan tentang tim-tim favorit.

Lebih jauh, Italia dan Spanyol sementara mempromosikan permainan tim dan bukan mengedepankan kualitas individu.

Italia dan Spanyol akan bertemu di semifinal Euro 2020. Salah satu dari keduanya akan bermain di final dan bakal menjadi juara Euro 2020. Siapa pun yang menjadi juara, Italia dan Spanyol sudah memberikan pelajaran berharga dalam menghadapi sebuah turnamen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun