Salah Satu Kelemahan Barcelona Saat Merekrut Pemain Baru

Barca pernah memiliki generasi pemain hebat. Ada yang hengkang ke klub lain dan ada pula yang pensiun. 

Saat mereka pergi, Barca harus mengisi dengan pemain baru. Persoalannya, ketika Barca kerap berpikir pemain baru harus serupa dengan pemain yang telah pergi. 

Ya, ketika seorang pemain baru datang, pemain itu akan dibandingkan dengan pemain sebelumnya. Perbandingan itu bisa menimbulkan beban. Akibatnya, ketika si pemain gagal memenuhi ekspetasi klub dan mengikuti jejak pemain terdahulu, pemain itu harus siap angkat kaki. 

Dampak lainnya juga soal penampilan pemain baru di lapangan. Pemain seolah terperangkap di antara bayang-bayang pemain terdahulu. 

Misalnya, upaya Barcelona mengganti peran Dani Alves di sisi bek kanan selama ini. Selepas kepergian Alves, Barca berupaya mencari pemain yang serupa Alves. 

Paling tidak, pemain yang tidak hanya bertahan, tetapi mempunyai kontribusi di lini serang dan lihai memberikan umpan yang berbuah goal. Akan tetapi, pemain yang datang tidak memenuhi kriteria ini. 

Sergio Roberto, yang sejatinya berposisi sebagai gelandang ditempatkan di sisi kanan, namun gagal memainkan peran yang pernah dimainkan Alves. 

Musim lalu Barca mendatangkan S. Dest dari Ajax. Pemain muda berkebangsaan Amerika Serikat itu tampil cukup baik. Apalagi, Dest kerap membantu serangan dari sisi kanan, namun masih minim assist. 

Masih terlalu dini untuk mengukur kinerja Dest. Akan tetapi, Dest terbilang pemain bek kanan yang juga aktif membantu serangan dari sisi kanan, sebagaimana yang dilakukan oleh Alba di sisi kiri. 

Ronald Koeman juga tak ragu untuk kerap memainkan Dest, apalagi kalau memainkan formasi 3-5-2. Karena ini, tak sedikit pula yang menilai bahwa Dest adalah sosok yang dicari untuk menggantikan peran Alves. 

Pandangan seperti ini kerap menjadikan para pemain baru bisa tidak bebas. Mereka terbebani oleh pemain terdahulu.