Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Guard of Honour, Antara Tradisi dan Pengakuan untuk Kampiun

15 Mei 2021   11:02 Diperbarui: 15 Mei 2021   11:04 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, secara umum hal ini sangat menarik dan bermaknai. Pasalnya, aksi ini bisa membahasakan suportivitas di dunia sepak bola.

Menghormati pencapaian tim lawan bisa membahasakan aksi suportif dari sebuah kompetesi. Dengan ini, sebuah kompetesi bukan menjadi ajang untuk mencari dan menciptakan musuh.  Jadi, sangat baik untuk melakukan aksi ini sembari menjaganya sebagai tradisi yang paling bermakna.

Aksi guard of honor sudah menjadi tradisi. Berdasar pada sejarahnya, aksi guard of honour ini mulai terjadi di tahun 1955. Tepatnya, laga antara MU kontra Chelsea.

Pada saat itu, para pemain MU membuat dua baris dan memberikan tepuk tangan bagi pemain Chelsea saat mereka memasuki ke lapangan (skysports.com 21/4/21).

Sejak saat itu, banyak tim yang melakukan hal yang sama. Alasan paling mendasar adalah untuk memberikan respek kepada tim berhasil memenangkan trofi tertentu.

Tak hanya itu, aksi ini juga diberikan kepada individu tertentu. Terlebih khusus individu yang mempunyai peran dan pengaruh besar dalam sepak bola.

Sir Alex Ferguson pernah mendapat guard of honor dari mantan timnya, MU dan Swansea. Hal ini terjadi karena saat itu merupakan laga terakhir yang dilakonkan oleh Ferguson sebagai seorang pelatih profesional.

Aksi guard of honour bukan sekadar tradisi yang mesti dibuat oleh sebuah tim untuk tim yang telah menjadi kampiun. Lebih jauh, aksi merupakan tanda penghormatan. Respek pada usaha sebuah tim lawan karena berhasil menjadi kampiun merupakan sisi positif terdalam dari sebuah kompetesi.

Pada titik ini, sebuah kompetesi bukan arena untuk mencari musuh. Akan tetapi, wadah untuk menjadi yang terbaik sembari berupaya untuk mengakui kemampuan tim lawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun