Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ketangguhan Chelsea, Bahan Introspeksi untuk Real Madrid

6 Mei 2021   16:09 Diperbarui: 6 Mei 2021   16:23 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Real Madrid gagal meladeni kekuatan Chelsea di semifinal leg 2 Liga Champions (6/1/21). 2 gol yang tercipta ke gawang Madrid menunjukkan kedigdayaan pasukan Thomas Tuchel. Chelsea pun berhasil melaju ke final berkat kemenangan agregat 3-1.

Dengan kemenangan ini, Chelsea akan bertemu tim seliga, Manchester City pada partai final di Istanbul, Turki. Pertemuan ini berasa Premier League. Agak sulit diprediksi karena kedua tim sudah kerap bertemu dan saling mengenal satu sama lain.

Faktor Thomas Tuchel menjadi poin tambahan bagi Chelsea. Tuchel patut diapresiasi. Mantan pelatih PSG ini berhasil mengubah wajah Chelsea dalam waktu yang relatif singkat. Perubahannya pun sangat gemilang.

Selain akan bermain di partai final Liga Champions, Tuchel juga akan membawa timnya bermain di final Piala FA kontra Leicester City. Menariknya, Tuchel berhasil membawa Chelsea ke partai final dengan menyingkirkan Man City di semifinal Piala FA dengan skor tipis 1-0.

Bagaimana pun, keberhasilan Chelsea mengalahkan Man City di semifinal piala FA menjadi dukungan moral di partai final. Man City bukanlah tim yang patut ditakuti.  

Dengan itu pula, kemampuan Chelsea tak bisa dipandang sebelah mata. Sudah diuji dengan kesolidan pasukan Pep Guardiola. Makanya, sangat sulit memprediksi tim mana yang akan keluar sebagai juara pada final Liga Champions mendatang.

Terlepas dari itu, ketangguhan dan pencapaian Chelsea merupakan hasil investasi yang tak sedikit. Di awal musim, Chelsea terbilang sebagai tim yang royal membelanjakan pemain di tengah masa pandemi. Beberapa pemain muda dimasukan ke dalam skuad utama.

Akan tetapi, hingga paru musim Frank Lampard mentok dalam meramu pasukan barunya itu. Investasi klub seperti berjalan menuju kehampaan. Puncaknya ketika pihak klub berani memecat Lampard dan memilih Tuchel yang juga baru dipecat oleh PSG.

Pilihan atas Tuchel ikut disangsikan oleh banyak pihak. Bagaimana bisa Chelsea menggantikan posisi pelatih yang dipecat dengan pelatih yang barusan dipecat oleh klub lain.

Tuchel meruntuhkan keraguan banyak pihak. Perlahan tetapi pasti Chelsea menemukan ritme konsistensinya.

Sejauh ini, Chelsea sudah berada di empat besar klasemen Liga Inggris, berada di partai Final Piala FA kontra Leicester dan final Liga Champions kontra Manchester City.

Di atas kertas, Chelsea bisa meraih dua piala pada musim ini. Investasi besar di awal musim pun tidak lagi berjalan menuju kehampaan.

Kendati pada akhirnya Chelsea gagal raih salah satu trofi, paling tidak Tuchel sudah mengubah wajah Chelsea. Ini adalah bekal besar dan optimisme untuk menghadapi musim depan.

Keberhasilan Chelsea ini patut menjadi contoh dan bahan introspeksi bagi Real Madrid. Secara tradisi dan mental, Real Madrid mempunyai rekam jejak yang sarat pengalaman di Liga Champions. Akan tetapi, pengalaman itu tunduk pada energi baru yang ditampilkan oleh para pemain Chelsea.

Para pemain Chelsea lebih mendominasi dan mengancam. Sementara itu, Real Madrid masih berharap pada beberapa pemain senior untuk meruntuhkan kekuatan Chelsea.

Real Madrid barangkali sadar bahwa timnya juga membutuhkan energi baru. Pasalnya, Madrid merupakan salah satu tim di musim ini yang tidak mencatatkan namanya pada musim transfer pemain baru. Malahan, Madrid lebih memilih untuk membiarkan beberapa pemainnya dipinjamkan dan pindah ke klub lain.  

Namun, situasi terlihat mencekam saat banjir cedera menghantui tim. Zidane harus memasang pemain yang bukan posisinya pada pada pos yang kosong. Bahkan dalam laga leg ke-2 Zidane memberanikan untuk memasang Sergio Ramos yang baru kembali dari cedera dan Eden Hazard yang belum tampil optimal. 

Alih-alih ingin mendapatkan tuah dari para pemain senior dan sarat pengalaman ini, malah talenta-talenta muda Chelsea bekerja lebih apik. 2 gol yang tercipta pun menunjukkan kelengahan lini belakang dalam meladeni serangan para pemain muda Chelsea.

Kekalahan dari Chelsea adalah bahan introspeksi paling berharga untuk Madrid. Kalau mau berkompetesi di musim depan, Madrid harus menggerakkan energi ekstra untuk mendatangkan pemain-pemain baru guna memberikan energi baru. Memaksakan skuad yang ada pada musim depan bisa berakhir pada bencana yang lebih serius.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun