Barangkali sebagian besar dari kita untuk pertama kalinya merayakan hari valentin di tengah masa pandemi. Di Filipina, masa pandemi baru dimulai di bulan Maret. Pemberlakuan karantina dimulai sejak 14 Maret tahun lalu.
Hari valentine tahun lalu dirayakan seperti biasa. Coklat, bunga mawar, ucapan salam yang berbau cinta, berbaju dengan nuansa merah, pertemuan sepasang kekasih adalah warna tersendiri di hari valentine tahun lalu dan tahun-tahun sebelumnya. Â
Tahun ini situasinya berbeda. Bertepatan dengan hari Minggu yang sekaligus hari libur, hari valentine harus dirayakan secara terbatas. Barangkali benda-benda yang bernuansa valentin masih bertebaran di area-area perbelanjaan. Mungkin sebagaian orang masih bertukar hadiah valentine.Â
Namun, pertemuan fisik lebih dibatasi. Jadinya, acara valentine yang biasanya dibuat ikut ditiadakan. Pendeknya, pelbagai kegiatan dan momen yang bernuansa valentin tidak terjadi sebagaimana tahun-tahun sebelumnya.
Kita tak bisa merayakan hari valentin seperti tahun-tahun sebelumnya. Mau tidak mau kita harus mematuhi protokol kesehatan. Toh, ketaatan kita pada protokol kesehatan juga merupakan tanda cinta kepada diri kita sendiri dan orang-orang yang berada di sekitar kita.
Boleh saja, kita jaga jarak selama masa pandemi, termasuk di hari valentine. Akan tetapi, kita tidak boleh menjaga jarak hati di antara kita.
Dalam arti, kita tetap dekat walaupun jarak dan waktu memisahkan kita. Di tengah konteks pandemi, kita boleh jaga jarak secara fisik, namun kita tidak boleh membiarkan hati di antara kita menjauh.
Pelbagai cara agar kita menunjukkan kedekatan hati di antara kita. Salah satunya lewat media sosial. Memanfaatkan media sosial untuk berbagi kasih bisa menjadi cara untuk tetap mendekatkan hati di antara satu sama lain.
Sangatlah baik untuk menghubungi secara virtual orang yang dikasihi di tengah masa pandemi. Berbagi kisah kasih. Dengan ini, momen valentin sebagai momen berbagi kasih tidak terbenam di tengah pandemi. Dengan itu, kita pun berbagi kasih walaupun kita terpisahkan oleh jarak di antara kita.
Lebih jauh, ini juga menjadi cara kita melindungi diri kita sendiri dan orang-orang yang kita cintai. Sangat sulit dibayangkan ketika kita mempunyai penyakit Covid-19 dan kemudian bertemu dengan orang-orang yang kita kasihi untuk merayakan valentine.
Bukannya membawa kasih, kita malah membawa musibah berupa penyakit kepada mereka. Maka dari itu, sangat baik untuk merem diri. Merem diri berupa patuh pada protokol kesehatan termasuk terus menjaga jarak dan menjauhi kerumunan orang banyak.
