Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

"Second Chance", Apakah itu Efektif Memperbaiki Sebuah Relasi yang Retak?

25 Januari 2021   21:35 Diperbarui: 25 Januari 2021   21:42 1176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: www.Pinterest.com

Sebuah film romantis berjudul "Second Chance" pernah diputar di Filipina. Film ini pun sempat trending di Filipina. 

Film yang mengisahkan tentang sepasang kekasih yang menghadapi persoalan cinta setelah menikah. Persoalan itu dilatari oleh pelbagai aspek kehidupan, seperti pekerjaan dan tuntutan hidup rumah tangga. Karena akumulasi persoalan, sepasang kekasih itu memilih untuk berpisah. 

Namun, perpisahan itu tidaklah abadi. Rupanya masih ada benih cinta masih berdiam di antara kedua insan. Benih cinta itu pula yang menyatukan keduanya untuk kembali menjalin relasi yang pernah rusak. Kesempatan kedua.

Tentu saja, ini hanyalah kisah film. Realitasnya kerap berbicara berbeda. Kesempatan kedua di dalam sebuah relasi bukanlah mustahil. Pertanyaannya, apakah itu bisa menenun kembali luka-luka yang terjadi karena konflik di antara kedua belah pihak?

Tidak gampang memperbaiki sebuah relasi yang pernah/sudah terluka. Luka itu bisa disebabkan oleh satu pihak, atau pun kedua belah pihak. 

Kesulitan yang paling pertama adalah soal luka batin. Ketika luka batin tidak disembuhkan dengan baik, persoalan akan tetap ada. 

Boleh jadi, ada dendam. Masih ada kekecewaan. Ungkapan maaf pun hanya sebatas di bibir. Atau juga, ungkapan maaf hanya bermakna simbolis agar tidak terjadi kerusakan relasi yang lebih jauh. Juga, penerimaan maaf dibuat untuk menyenangkan salah satu pihak semata. Misalnya, agar dampak persoalan dari dua belah pihak tidak terjadi anak-anak. 

Maka dari itu, penyembuhan luka batin yang terjadi karena persoalan di antara kedua belah pihak merupakan harga mutlak. Sebagaimana penyembuhan sebuah luka, proses penyembuhan lukan batin pun akan panjang dan lama. Bahkan penyembuhan luka batin terbilang lama daripada penyembuhan luka fisik.  

Harus ada keinginan untuk mengakui kesalahan dan membuka diri untuk memaafkan yang bersalah. Kalau tidak, luka yang tidak terlihat tertutup dengan baik hanya menunggu waktu untuk terbuka dan menyebabkan infeksi baru.

Pada titik ini, kesempatan kedua dalam sebuah relasi merupakan proses yang tidak gampang. Kesempatan kedua itu bisa terjadi karena kedua belah pihak terbuka untuk saling memaafkan dan mengakui kesalahan. 

Tidak hanya itu, keduanya seharusnya berani menutup lembaran kelam dan mulai perlahan membangun relasi yang baru. Pendeknya, berani untuk meninggalkan setiap hal yang menjebak seseorang atau pun kedua belah pihak pada relasi yang salah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun