Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sosok Berjubah Putih di Kamar 111

18 Oktober 2020   22:08 Diperbarui: 18 Oktober 2020   22:24 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: goodreads.com

Tempat rekoleksi adalah sebuah komunitas bekas biara. Rumah besar dan berusia tua. Kira-kira sudah lebih dari 100 tahun. Arsitekturnya terlihat antik. Masih didominasi kayu. 

Pengasuh kompleks rumah mengakui bahwa rumah itu diubah menjadi rumah kegiatan rohani semenjak para biarawan tidak lagi tinggal di tempat itu. Jadinya, rumah biara yang biasanya dipenuhi oleh para biarawan sudah  terbuka bagi publik dari luar.

Bagi para pemilik rumah, itu bertujuan agar rumah itu tetap terjaga. Sayang kalau rumah bersejarah dibiarkan kosong. Bisa jadi, rumah itu akan termakan rayap kalau tidak diperhatikan. 

Maka dari itu, rumah itu terbuka bagi publik. Setiap yang mau menginap akan ditetapkan biaya tingga. Lumayan murah bila dibandingkan dengan rumah-rumah lainnya. Dengan ini pula, pemilik rumah bisa memanfaatkan pendapatan itu untuk menjaga rumah itu tetap awet.

Saya merasakan aura berbeda. Rumahnya terkesan sepih, walaupun suara kami yang terdiri dari 45 siswa terdengar riuh. Pohon-pohon pinus yang tumbuh di halaman rumah menambah kesan berbeda. 

Rumah ini bukan sekadar sebuah rumah. Pasti ada sesuatu yang berdiam di baliknya. 

Setelah mendengarkan pelbagai arahan selepas makan malam, kami pun diminta untuk ke kamar masing-masing. Sangat dianjurkan untuk langsung tidur agar bisa memulihkan kondisi tubuh selepas 8 jam perjalanan.

Setiap siswa menempati satu kamar. Kamar mandi dan toilet terpisah. 

Menurut pengasuh rumah, hal itu sudah menjadi model rumah biara yang sudah dibangun sejak dulu. Kamar mandi dan toilet selalu terpisah. "Pantas saja harganya cukup terjangkau," pikir saya. Pasalnya, di rumah-rumah lain, tiap kamar sudah dilengkapi dengan kamar mandi dalam. 

Lelah menghampiri cukup awal. Rasa ngantuk begitu cepat menghinggapi diri. Apalagi hawanya cukup sejuk. Sangat berbeda dengan tempat asal kami. Tak heran, saya cepat mengatupkan mata.

Belum beberapa menit mengatupkan mata, tiba-tiba bayangan putih berjubah seolah membuka pintu kamar dan langsung mendekati tempat tibtidur saya. Saya terkejut. Ternyata tidak ada orang. Namun, rasa takut menghinggapi diri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun