Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ketika Kembali Beraktivitas, Kita Peduli dan Orang Lain Tidak

15 Juni 2020   13:01 Diperbarui: 17 Juni 2020   13:04 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
lustrasi Pasar Tradisional. (Foto: KOMPAS/LASTI KURNIA)

Saya dengan seorang teman coba berjalan-jalan ke pasar. Banyak orang yang datang. Umumnya, masyarakat memakai masker.

Sebelumnya, pasar ini diatur sangat ketat. Jumlah orang yang masuk dibatasi. Yang berjualan juga dibatasi.

Namun, sejak pemberlakukan new normal, situasi kembali normal. Siapa pun boleh masuk asalkan mengikuti protokol new normal, seperti memakai masker dan jaga jarak. Tingkat orang-orang yang menjual juga meningkat.

Sangat disayangkan saat melihat beberapa orang yang tidak peduli dengan protokol new normal. Baik itu pembeli maupun penjual.

Masih ada orang yang tidak mengenakan masker dan tidak peduli untuk jaga jarak. Jadinya, kita yang peduli pada protokol new normal menjadi cemas, kecewa dan marah dengan situasi yang terjadi.

Kita cemas karena orang-orang seolah merasa tidak ada situasi mendesak untuk dihindari. Resiko seolah tidak dipedulikan.

Kita marah karena kita boleh saja melindungi diri dan orang lain, sementara orang lain tidak peduli dengan upaya kita itu. Jadinya, upaya kita seolah bertepuk sebelah tangan. Tidak ada respon balik dan kerja sama dari sesama yang lain.

Pada satu sisi, ini membahasakan tentang mentalitas masyarakat. Pemahaman masyarakat tentang protokol new normal belum seutuhnya merasuki cara hidup masyarakat. Dengan kata lain, protokol new normal masih sebatas aturan tertulis yang masih jauh dari praktik harian di tengah masyarakat.

Di lain sisi, ini juga membahasakan tentang sikap masyarakat yang tidak peduli dengan orang lain. Entah apa yang mereka pikirkan saat orang-orang di sekitar mereka begitu patuh pada aturan dan protokol new normal.

Jika ada rasa bersalah dan malu, itu berarti mereka memahami aturan itu sendiri. Barangkali apa yang mereka lakukan itu terjadi karena ketidaktahuan dan kelemahan tertentu. Dengan perasaan bersalah dan malu, mereka sekiranya bisa membaharui diri mereka.

Tetapi, jika perasaan biasa-biasa saja, itu berarti mereka tidak peduli pada situasi sosial. Tidak peduli apakah keberadaan mereka berdampak pada orang lain. Selebihnya, mereka hanya ingat diri mereka sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun