Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Belum Berdamai dengan Covid-19, China Lockdown Kota Shulan seperti Kota Wuhan

19 Mei 2020   18:38 Diperbarui: 19 Mei 2020   18:40 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Bloomberg.com

Pandemi korona masih menjadi cerita sebagian besar masyarakat sejak kemunculannya di kota Wuhan, China. Dengan ini, kelihatannya kita sulit mendamaikan diri kita dengan situasi yang terjadi. 

Virus korona seperti hantu yang mengincar kita tanpa kita ketahui dan kira. Jika kita tidak waspada, kita bisa menjadi salah satu dari sekian pasien.  

Siapa pun berpotensi terjangkit korona. Bahkan pasien yang dinyatakan sembuh dari korona berpeluang terjangkit kembali. Jadi, untuk sementara kita hanya tahu pasti kalau pandemi ini berakhir jika obat dan vaksinnya sudah tersedia. Jika obat dan vaksin belum tersedia, kita sebaiknya tetap taat dan setia mengikuti arahan-arahan medis. Berwaspada sembari mengikuti aturan-aturan medis.

Negara China saja yang dinilai sebagai asal muasal virus korona belum bebas secara total dari virus korona. Menimbang penanganan China pada virus Korona di kota Wuhan, upaya China umumnya terbilang berhasil. Bahkan keberhasilan itu ditandai dengan tidak ditemukan kasus-kasus dari dalam negeri.  

Kota Wuhan, tempat pertama kemunculan virus korona, boleh saja dinyatakan bebas dari kasus virus korona. Keberhasilan itu Bahkan dinilai sebagai situasi di mana China sedikitnya berdamai dengan situasi krisi korona. Tetapi situasi cepat berubah. Di beberapa tempat lain, pemerintah China berhadapan dengan beberapa kasus baru. Tanpa menunggu waktu lama, China bertindak cepat.  

Salah satunya, kota Shulan. Melansir berita dari the Guardian.com (19/5/2020), pemerintah China memutuskan untuk melakukan lockdown pada kota Shulan. Tidak tanggung-tanggung, kota yang berpopulasi 700.000 penduduk ini menjalankan aturan lockdown yang pernah diimplementasikan di kota Wuhan.

Kota Shulan terletak di provinsi Jilin berdekatan dengan perbatasan antara China dan Rusia. Sampai saat ini, Rusia menjadi salah satu negara yang mengalami hantaman keras dari virus korona. Entahkah situasi di kota Shulan ini berkaitan situasi wilayah perbatasan, tidak ada yang tahu.

Keputusan menutup kota Shulan barangkali dinilai oleh pemerintah China sebagai langkah yang tepat. Pengalaman di dan dari kota Wuhan bisa menjadi referensi dalam menangani persoalan di kota Shulan. Dengan ini, pemerintah China mungkin lebih siap dan sudah tahu menangani virus korona di Shulan. Terlebih lagi, jumlah kasus belum terlalu banyak.

Sebagaimana aturan lockdown yang diterapkan di kota Wuhan, pemerintah membatasi akses bagi penduduk untuk keluar rumah. Dalam aturan pembatasan itu, hanya satu orang dari satu keluarga yang boleh keluar dari rumah. Itu pun hanya berlangsung dua jam untuk jangka waktu dua hari.

Bagi mereka yang mempunyai gejala-gejala seperti Covid-19, mereka tidak diperkenankan untuk keluar dari rumah. Pihak otoritas bertanggung jawab dalam hal makanan (South China Morning Post 18/5/2020).

Selain itu, perjalanan ke kota Shulan ditutup. Hanya yang mempunyai kebutuhan mendesak yang boleh masuk dan keluar kota. Yang bukan penduduk kota Shulan tidak diperbolehkan masuk kota Shulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun