Pindah Kota
Di Jakarta,
segalanya berjejal,
seperti nafasku yang tertahan
di sela-sela klakson dan debu jalan.
Gedung-gedung menatap langit
seperti ingin melarikan diri,
tapi tertahan oleh aspal
yang tak pernah tidur.
Lalu, ada kabar dari angin timur:
kita akan pindah,
Ke tempat yang hijau,
di mana hutan dan sungai
bersahabat dengan pikiran
yang ingin mekar.
Nusantara,
kau namai ibu baru itu,
tempat impian kita digelar
di bawah langit yang cerah
dan jalan-jalan yang tak lagi bergumul
dengan waktu yang tersesat.
Di sana,
tak ada lagi gerutu
tentang macet yang abadi,
hanya bisikan angin
di antara pohon-pohon
yang mengerti bahasa kita.
Kita akan belajar hidup lagi,
di kota yang pintar,
di mana teknologi menjadi cahaya,
dan hijau tak hanya warna,
tapi juga napas
yang kita hirup bersama.
Jakarta,
kau akan menjadi cerita
yang kita kenang dengan senyum,
saat kita melangkah
ke Nusantara,
tempat kita belajar
bahwa kota bukan hanya
sekadar tumpukan beton,
tapi juga mimpi
yang tumbuh dalam hati.