Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kota Wuhan, dari Kota Bencana Menjadi Kota Harapan untuk Dunia

21 Maret 2020   08:11 Diperbarui: 21 Maret 2020   08:07 1233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selebrasi para medis di China. Sumber foto: the Hill.com

Penyakit Covid-19 dinilai bermula dari kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Sejak kemunculan virus ini, kota yang dikenal dengan pasar makanan ekstotik ini menjadi popular seperti virus Corona itu sendiri.

Popularitas menanjak berbareng dengan banyak korban yang berjatuhan. Pemerintah China menutup total akses kota tersebut. Meski demikian, virus Corona masih tetap lolos keluar dari kota Wuhan hingga menyebar ke pelbagai negara wilayah hingga saat ini.

Pendek kata, bukan hanya kota Wuhan dan China yang harus berhadapan dengan Covid-19. Sejauh ini, Covid-19 sudah menyebar ke 166 negara dan wilayah dan membunuh kira-kira lebih dari 11,200 orang dan menjangkiti lebih dari 271,000 (businessinsider.com21/3/2020).

Banyak kota dan negara yang memutuskan untuk melakukan karantina dan lockdown di hadapan bencana virus Corona ini. Perjalanan lintas batas ditutup untuk sementara waktu. Banyak orang yang dianjurkan untuk tinggal di rumah dan menjauhi keramaihan dan kerumunan orang banyak.  

Dari kota Wuhan, virus Corona menyebar cepat. Selama hampir dua bulan lebih kota Wuhan menjadi kota bencana. Kota ditutup secara total oleh pemerintah China. Masyarakat terisolasi di rumah masing-masing. Tentunya pengalaman terisolasi bukanlah pengalaman mengenakkan apalagi di tengah situasi bencana.

Di balik situasi ini, masyarakat dan pemerintah bergandeng tangan untuk keluar dari situasi bencana ini. Kita pastinya masih ingat bagaimana pemerintah China berhasil membangun rumah sakit kurang dari dua pekan. 

Bencana ini tidak hanya dilawan dengan kata-kata tetapi mesti ada kesatuan pada level masyarakat dan pemerintah. Pemerintah dan masyarakat bersatu melawan bencana kemanusiaan ini.

Setelah melewati masa krisis, kota Wuhan perlahan berbenah. Angka kasus virus Corona menurun. Puncaknya, saat pihak kesehatan pemerintah  tidak menemukan satu kasus pun sejak kasus Virus Corona mencuat ke permukaan di bulan November tahun lalu.

Penemuan ini mesti dirayakan. Pertempuran hampir berakhir. Bahkan para pekerja rumah sakit merayakan penutupan rumah sakit sementara untuk korban virus Corona dengan sebuah perayaan sederhana. Meski sederhana, ini membahasakan tentang sukacita di balik perjuangan mereka dalam melawan virus Corona (independent.co.uk 17/3/2020).

Hari-hari terakhir ini, kita mungkin membaca dan mendengar kalau kota Wuhan dan China pada umumnya tidak menemukan kasus yang terjadi pada level lokal. Ini adalah kisah sukses dari pertempuran yang dilakukan selama hampir dua bulan. Pertempuran hampir dimenangkan. Kemenangan ini sarat pesan kepada kita yang sedang bertempur melawan covid-19.

Atas laporan ini, kepala Badan Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan kalau kota Wuhan memberikan harapan kepada dunia. Harapan itu ditunjukkan lewat keberhasilan kota Wuhan yang telah mengembalikan situasi paling buruk ke situasi normal (ABS-CBN 21/3/2020).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun