Seorang pria juga membutuhkan penampilan yang menarik. Penampilan menarik itu bukan saja soal cara berpakaian, tetapi hal itu juga berupa gambaran fisik seperti kulit, rambut dan kuku.
Tidak heran, ada pria yang kerap ke salon untuk mendapatkan perawatan berupa rambu, kulit dan kuku. Beberapa di antaranya juga mempunyai perlengkapan tambahan untuk kulit.
Perlengkapan tambahan itu bisa berupa produk-produk skin care tertentu, entah itu berupa lotion maupun sabun untuk kulit wajah.
Saya sendiri terakhir kali menggunakan produk skin care dalam rupa sabun untuk wajah pada delapan tahun lalu. Sejak saat itu, saya berhenti dan lebih memilih menggunakan sabun mandi sejauh sabun itu tidak memberikan iritasi pada kulit wajah. Â
Alasan saya berhenti karena perubahan pandangan. Saya menyadari kalau saya terjebak pada pemahaman yang salah tentang produk skin care tertentu. Selama itu, saya berpandangan kalau produk skin care bertujuan untuk memutihkan kulit. Padahal, saya keliru besar.
Ya, saya mulai menggunakan produk skin care saat masih duduk di bangku SMA. Alasan penggunaan skin care saat itu untuk mendapatkan kulit putih. Kebetulan saya berkulit sawo matang.
Dorongan masa puber dan ditambah dengan tawaran menggiurkan dari sebuah produk skin care yang saya lihat di TV, saya rutin menggunakan produk skin care tersebut. Hal itu pun menjadi sebuah kebiasaan hingga sulit untuk melepaskannya. Â
Memang setelah dicuci dengan produk tersebut, kulit wajah sedikit cerah. Tetapi hal itu hanya sementara waktu saja.
Selebihnya, produk itu tidak mengubah warna kulit. Baik itu selama menggunakan produk itu atau tanpa menggunakan produk tersebut, warna kulit tetap sama.
Dengan kata lain, skin care bukanlah produk pemutih kulit, tetapi produk kesehatan untuk kulit.
Pemahaman saya dulu juga ada pada benak dari teman-teman cowok yang lain. Mereka membeli produk skin care tertentu karena tidak percaya diri pada warna kulit mereka.
