Mohon tunggu...
Dora AspatiaSriwandani
Dora AspatiaSriwandani Mohon Tunggu... Universitas Palangka Raya

Hobi olahraga

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Peran Pemerintah dalam Penanganan Pengangguran; Strategi Menciptakan Lapangan Kerja Berkualitas

7 Oktober 2025   21:34 Diperbarui: 7 Oktober 2025   21:34 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pengangguran merupakan salah satu masalah sosial-ekonomi paling mendasar yang dihadapi oleh suatu negara. Dampaknya tidak hanya terbatas pada hilangnya potensi produktivitas ekonomi, tetapi juga merambat pada peningkatan kemiskinan, ketimpangan sosial, dan bahkan potensi instabilitas keamanan. Oleh karena itu, peran pemerintah dalam penanganan pengangguran adalah sentral dan krusial. Pemerintah bukan hanya sebagai regulator, tetapi juga sebagai fasilitator utama dan motor penggerak dalam menciptakan ekosistem ketenagakerjaan yang sehat, inklusif, dan berkelanjutan, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja berkualitas.
Peran ini terwujud melalui serangkaian kebijakan makro dan mikro, intervensi pasar tenaga kerja, serta investasi strategis. Mengatasi pengangguran memerlukan pendekatan komprehensif yang mengatasi baik kendala sisi penawaran (kualitas tenaga kerja) maupun sisi permintaan (ketersediaan pekerjaan).
Peran Pemerintah dalam Penanganan Pengangguran
Pemerintah memegang peranan multifaset dalam menekan angka pengangguran. Peran ini mencakup aspek kebijakan, regulasi, implementasi program, hingga koordinasi antar-lembaga.

1. Perumusan Kebijakan Ekonomi Makro yang Stabil dan Pro-Kerja

Pemerintah menggunakan instrumen kebijakan fiskal dan moneter untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan yang menciptakan lapangan kerja.
* Kebijakan Fiskal: Melalui peningkatan pengeluaran pemerintah, seperti investasi pada infrastruktur dan program padat karya, pemerintah secara langsung menciptakan permintaan tenaga kerja dan memacu aktivitas ekonomi di berbagai wilayah. Pemberian insentif fiskal (seperti pengurangan pajak) kepada dunia usaha, terutama pada industri padat karya dan yang berorientasi ekspor, juga menjadi cara efektif untuk mendorong investasi dan perluasan produksi yang ujung-ujungnya akan menyerap tenaga kerja.
* Koordinasi Kebijakan: Diperlukan koordinasi kuat antara kebijakan fiskal (Kementerian Keuangan) dan kebijakan moneter (Bank Sentral) agar pertumbuhan ekonomi tidak hanya tinggi tetapi juga terkendali inflasinya. Stabilitas makroekonomi adalah prasyarat bagi investasi jangka panjang yang menghasilkan pekerjaan berkualitas.

2. Peningkatan Kualitas dan Keterampilan Tenaga Kerja (Sisi Penawaran)

Salah satu pemicu struktural pengangguran adalah mismatch antara keterampilan yang dimiliki pencari kerja dengan kebutuhan pasar kerja. Pemerintah berperan vital dalam menjembatani kesenjangan ini.
* Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Kerja: Pemerintah harus menguatkan sistem pendidikan vokasi (SMK/Politeknik) dan menyelenggarakan pelatihan kerja yang relevan dan terstruktur. Pelatihan ini sebaiknya tidak hanya menyasar pencari kerja umum, tetapi juga segmen khusus seperti penyandang disabilitas atau lanjut usia.
* Kolaborasi Industri: Program pelatihan harus dirancang melalui kolaborasi erat dengan dunia usaha dan industri (link and match). Konsep magang dan sertifikasi kompetensi berbasis standar industri menjadi kunci untuk memastikan lulusan memiliki keterampilan yang siap pakai dan berdaya saing global.

3. Fasilitasi Informasi dan Penempatan Kerja

Pemerintah bertindak sebagai jembatan antara pencari kerja dan penyedia kerja.
* Penyediaan Informasi Pasar Kerja Akurat: Menyediakan informasi akurat dan real-time mengenai lowongan kerja, tren pasar, dan kebutuhan kompetensi sangat penting untuk memandu pencari kerja dan lembaga pelatihan.
* Program Penempatan dan Perluasan Pasar: Melaksanakan bursa kerja (job fair) dan memfasilitasi penempatan, baik di dalam negeri maupun perluasan kesempatan kerja luar negeri (misalnya melalui skema penempatan Tenaga Kerja Indonesia/TKI yang aman dan terproteksi) sebagai salah satu cara menekan pengangguran.

4. Dukungan Kewirausahaan dan UMKM

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah tulang punggung perekonomian yang terbukti mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
* Mendorong dan Memfasilitasi Wirausaha Baru: Pemerintah harus menyediakan akses mudah ke pembiayaan (seperti kredit berbunga rendah), dukungan teknis, dan inkubator bisnis untuk mendorong penciptaan wirausaha baru.
* Insentif dan Regulasi Pro-UMKM: Menyederhanakan perizinan dan memberikan insentif khusus bagi UMKM untuk bertumbuh dan berekspansi akan menciptakan lapangan kerja mandiri.
Strategi Menciptakan Lapangan Kerja Berkualitas
Penciptaan lapangan kerja tidak cukup hanya mengejar kuantitas, tetapi yang lebih penting adalah kualitas pekerjaan itu sendiri---pekerjaan yang produktif, berkelanjutan, dan memberikan pendapatan serta perlindungan sosial yang layak. Bank Dunia mendefinisikan "pekerjaan kelas menengah" sebagai pekerjaan yang memungkinkan rata-rata rumah tangga mampu hidup layak.

Strategi untuk mencapai lapangan kerja berkualitas mencakup beberapa pilar utama:

1. Investasi pada Sektor Ekonomi Produktif dan Bernilai Tambah Tinggi
Pemerintah harus mengarahkan investasi, baik swasta maupun publik, ke sektor-sektor yang memiliki potensi pertumbuhan produktivitas tinggi dan mampu menyerap tenaga kerja berpendidikan.
* Hilirisasi Industri: Mendorong hilirisasi industri pengolahan sumber daya alam. Proses ini menciptakan pekerjaan dengan nilai tambah yang lebih tinggi dibandingkan hanya mengekspor bahan mentah.
* Sektor Digital dan Ekonomi Kreatif: Memberi dukungan penuh pada industri berbasis teknologi dan ekonomi kreatif. Sektor ini menawarkan pekerjaan modern, upah yang kompetitif, dan tahan terhadap guncangan ekonomi tradisional. Pemerintah harus berinvestasi dalam infrastruktur digital dan ekosistem startup.
* Sektor Strategis: Berfokus pada sektor-sektor yang diidentifikasi memiliki potensi tinggi dan ketahanan seperti agribisnis modern, kesehatan, infrastruktur dan energi terbarukan, manufaktur, dan pariwisata berkelanjutan.

2. Reformasi Regulasi dan Peningkatan Iklim Investasi

Lapangan kerja berkualitas hanya tercipta jika lingkungan bisnis kondusif.
* Penyederhanaan Perizinan: Pemerintah perlu terus menyederhanakan perizinan berusaha dan mengurangi birokrasi yang membebani investor (baik domestik maupun asing). Stabilitas dan kepastian regulasi adalah daya tarik utama bagi investasi asing langsung (FDI) yang sering membawa transfer teknologi dan praktik kerja terbaik, sehingga menciptakan pekerjaan berkualitas.
* Kepastian Hukum dan Hak Pekerja: Menjamin perlindungan sosial yang kuat, termasuk jaminan kesehatan dan keamanan sosial, serta kepastian hak-hak pekerja sesuai dengan standar internasional akan meningkatkan martabat pekerjaan dan mendorong produktivitas.

3. Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Adaptif

Di era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0, keterampilan yang dibutuhkan pasar terus berubah.
* Penyelarasan Pendidikan: Melakukan pembenahan sistem pendidikan agar terhubung erat dengan kebutuhan industri, termasuk penguatan keterampilan kognitif, interpersonal, dan digital.
* Pelatihan Berkelanjutan (Reskilling dan Upskilling): Pemerintah perlu menyelenggarakan program reskilling dan upskilling secara masif untuk tenaga kerja yang sudah ada agar mereka dapat beradaptasi dengan perubahan teknologi dan mendapatkan pekerjaan "kelas menengah" yang lebih produktif.

4. Pembangunan Infrastruktur dan Ekonomi Lokal

Pembangunan infrastruktur yang strategis (jalan, pelabuhan, logistik, energi) meningkatkan konektivitas dan daya saing daerah, menarik investasi swasta ke wilayah-wilayah yang sebelumnya kurang berkembang.
* Program Padat Karya di Daerah: Mendorong program padat karya yang fokus pada pembangunan lokal, yang selain memberikan pekerjaan sementara, juga menghasilkan aset infrastruktur yang mendukung ekonomi daerah dalam jangka panjang.
Kesimpulan
Penanganan pengangguran dan penciptaan lapangan kerja berkualitas merupakan tugas abadi pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan sosial. Pemerintah harus bertindak sebagai dirigen orkestra yang menyelaraskan kebijakan fiskal dan moneter, menguatkan pendidikan dan pelatihan vokasi, mendukung UMKM dan kewirausahaan, serta mereformasi regulasi untuk menarik investasi.
Fokus tidak lagi hanya pada penciptaan lapangan kerja apa pun, melainkan lapangan kerja produktif yang memberikan penghasilan layak, perlindungan sosial memadai, dan kesempatan peningkatan diri. Sinergi yang kuat antara pemerintah, dunia usaha, lembaga pendidikan, dan masyarakat adalah kunci utama untuk membangun ekosistem ketenagakerjaan yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan di masa depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun