Mohon tunggu...
Donny rumagit
Donny rumagit Mohon Tunggu... Petani - Saya saat ini beraktivitas sebagai petani

Lahir di langowan

Selanjutnya

Tutup

Money

Harga Anjlok, Petani Cengkeh Menjerit

29 Juli 2020   09:34 Diperbarui: 29 Juli 2020   09:42 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Om Tani Pe Cerita (7)

Harga Anjlok, Rindukan Era Keemasan//

Petani Cengkih Sulut Menjerit////

Semangat pagi.... Salam sehat for samua om Tani pe tamang-tamang FB...

Minggu lalu, selama tiga hari Om Tani marathon melakukan monitoring sekaligus memberikan pembekalan terkait pengawasan pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih pada jajaran pengawas Desa yang ada di Kecamatan Langowan Raya, Kakas Raya, Remboken, Lembean dan Kombi.

Saat istirahat makan siang, om Tani deng tamang-tamang duduk di teras sekretariat Panwaslu kecamatan Lembean Timur, di samping kanan ada satu pohon cengkih yang tingginya sekitar 3 meter yang so berbuah lebat dan tinggal dipanen. "boleh berapa kilo mo pete ini cengke," tanya Om Tani..

"kalu kita lia, boleh mo kaluar sekitar 30-an kilo," ujar Om Bobi salah satu petani cengke dilembean Timur dan diiyakan oleh beberapa tamang-tamang tani yang hadir..

"Cuma kasiang, tu harga sekarang memang ta ojo.... Cengke kering kurang jual 55- 60 per kilo. Sementara kalau hitung-hitung biaya yang dikeluarkan tombo.. biaya perawatan mulai dari kase bersih minimal 3 kali satu taon, ambe tu gai dipohon, biaya pemetik dorang minta 4 ribu nda kase makan, baru mo kase pisah deng batang, biaya angkut, jemur," keluh Om Jibs.

Lebih miris lagi berdasarkan pengakuan dari beberapa petani yang ada di Tondano Pante, sebagian besar perkebunan cengke telah dikuasai oleh pemilik modal, bukan lagi petani setempat. " kalu kobong cengke disini, so sebagian besar so dibeli pengusaha, jadi orang-orang sini kurang jadi buruh pemetik, karena so puluhan taon harga nda stabil dan banyak so beralih batanam vanili," ujar Om Anto petani asal Rerer Kombi.

Para petani berharap, masa keemasan dan kejayaan cengke yang dijuluki mas coklat yaitu diera 1980-an bisa kembali. "Kalu ditaon 80-an, rakyat disini memang kaya raya, apa tu mo suka beli dorang beli, bawa 1 karung cengke pulang so bawa motor baru, beli kulkas for simpan akang baju karena belum ada listrik,  bir Cuma for cuci tangan, malahan ada yang pigi ba uni langsung piala dunia di eropa," kenang para petani.

Dapa inga, waktu tahun 2003, Om Tani sebagai Ketua BEM Mahasiswa Unsrat mengorganisir para petani cengkeh demo dikantor Deprov Sulut bersama Forum Solidaritas Petani Cengke dan masuk dalam delegasi Manguni berjuang di DPR RI bersama Brigade Manguni, KNPI Sulut, Pemuda Lintas Agama dan BEM Unsrat yang diterima langsung Wakil ketua DPR RI pak Muhaimin Iskandar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun