Mohon tunggu...
Donny Adityawarman
Donny Adityawarman Mohon Tunggu... -

Saya perwira menengah Kepolisian Republik Indonesia yang saat ini tengah mengikuti pendidikan Sespimen Polri.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Secercah Harapan bagi Anak Jalanan

1 Oktober 2014   04:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:51 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1412089085634014007

[caption id="attachment_362882" align="alignnone" width="640" caption="Peluncuran Program Polisi Peduli Pendidikan oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Putut Eko Bayuseno dan Muspiko Jakarta Utara tahun 2013."][/caption]

Di kota besar kerap kali kita temui problematika sosial seperti kemiskinan dan pengangguran yang menjadi penyebab utama munculnya tindakan kriminal. Sifat masyarakat perkotaan yang cenderung individualis menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial yang berpotensi menjadi salah satu faktor terjadinya kejahatan. Karena orang-orang yang tidak mampu akhirnya tidak mempunya pilihan selain melakukan kejahatan. Jurang pemisah yang lebar antara si kaya dan si miskin namun hidup berdampingan dan tidak adanya rasa kepedulian dan saling membantu menyebabkan kecenderungan untuk melakukan kejahatan semakin tinggi.

Kemegahan sebagian wilayah perkotaan berbanding terbalik dengan kondisi masyarakat miskin disekitarnya yang didominasi pengangguran dan anak jalanan sehingga mendorong komunitas marginal tersebut untuk mencar jalan bertahan hidup sebagai pengamen, pengemis bahkan hingga melakukan tindak kriminal. Pada akhirnya citra keras, kejam dan rawan kriminalitas sangat melekat pada beberapa wilayah.

Anak jalanan dan gelandangan telah menjadi fenomena tersendiri yang mewarnai kemegahan perkotaan. Sebagian besar dari mereka merupakan generasi muda usia pendidikan yang seharusnya menempuh pendidikan formal di sekolah. Namun karena keterbatasan ekonomi akhirnya terpaksa turun ke jalan dan mencari nafkah. Disisi lain pemerintah dan pihak terkait hanya melakukan tindakan sebatas razia dan pendataan tanpa ada upaya nyata untuk mengeluarkan anaka jalanan darilabirin kebodohan dan kemiskinan. Hal ini juga merupakan sebuah realita bahwa cita-cita dalam UUD 1945 masih belum terlaksana.

Pada dasarnya anak-anak jalanan ini membutuhkan pembinaan dan pendidikan. Hal ini penting untuk merubaj cara pandang aga tidak berpikir untuk menjadikan jalanan sebagai sumber penghidupan, sedangkan pendidikan sangat penting sebagai bekal kehidupan dan memberikan kegiatan sehingga mengurangi potensi anak-anak turun ke jalan dan melakukan kejahatan. Selain itu dengan adanya pendidikan yang layak bagi anak-anak tersebut tidak mustahil jika suatu saat anak jalanan ini berubah menjadi seseorang yang menuai kesuksesan dan mampu memberikan kontribusi positif bagi kemajuan bangsa. Sehingga anak-anak jalanan ini membutuhkan pihak-pihak yang benar-benar mempedulikan nasib mereka, bukan semata-mata melakukan razia dan pendataan yang akan membuat rasa takut dan dilecehkan sebagai kaum yang terpinggirkan, dan pada gilirannya akan menanamkan kebencian kepada negara.

Melihat realitas tersebut maka idealnya kepolisian sebagai pengemban tugas pokok sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat diseluruh wilayah Indonesia juga meningkatkan kapasitas peranannya sebagai penolong. Dalam hal ini mengingat setiap aspek sosial, ekonomi maupun budaya memberikan implikasi terhadap Kamtibmas, maka perlu adanya inisiatif dari kepolisian melakukan program-program kreatif untuk meminimalisir resiko gangguan keamanan yang muncul akibat permasalahan sosial seperti masalah anak jalanan.

Oleh karena itu diharapkan program unggulanPolisi Peduli Pendidikanyang telah berhasil dicanangkan oleh Polda Metro Jaya dapat diadaptasi oleh seluruh satuan kerja Polri diwilayah lain di Indonesia. Hal ini berpijak pada kenyataan bahwa pada prinsipnya masalah sosial anak jalanan menghantui hampir seluruh kota besar di Indonesia dan mengakar pada permasalahan utama yaitu kemiskinan dan tekanan ekonomi. Sehingga jika kepolisian secara sukarela berinsiatif untuk melaksanakan program nyata yang dapat diarahkan untuk membina dan mendidik para anak jalanan.

Hal ini tidak berarti kepolisian secara sepihak mengambil alih tugas dan wewenang instansi lain, tetapi dalam hal ini kepolisian merealisasikan sinergi polisional dengan merangkul kontribusi masyarakat, korporasi dan stake holder lainnya yang memiliki kemampuan lebih untuk ikut memberikan kontribusi dan kepedulian terhadap masalah sosial yang terjadi di sekitarnya.

Untuk itu maka langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mewujudkan program polisi peduli pendidikanoleh setiap satuan kerja Polri di kewilayahan antara lain adalah sebagai berikut :

1.Melakukan pendekatan kepada stake holder potensial yang memiliki kemampuan finansial dari mulai perusahaan BUMN, perusahaan swasta, yayasan, individu pengusaha, badan amal dan sebagainya untuk dijalin kerjasama dalam penyelenggaraan program polisi peduli pendidikan dengan memberdayakan program CSR (corporate social responsibility) dan sumber lainnya yang mana dalam hal ini kepolisian hanya menfasilitasi perencanaan program, sementara pelaksanaan program diserahkan sepenuhnya kepada pihak pemberi dana.

2.Menyusun perencanaan program yang ditekankan pada penyediaan kesempatan pendidikan bagi anak-anak kurang mampu dan anak-anak jalanan untuk memperoleh pendidikan dan pembinaan.

3.Memberdayakan peran Bhabinkamtibmas untuk melakukan pendataan anak-anak usia sekolah yang mencakup anak-anak berprestasi namun kurang mampu dan rawan putus sekolah, anak-anak yatim putus sekolah hingga anak-anak jalanan yang tidak memiliki keluarga pendukung. Hal ini disertai dengan koordinasi bersama dinas-dinas terkait pemerintah untuk menghindari terjadinya tumpang tindih program yang dilaksanakan pemerintah dan menciptakan suatu kolaborasi program agar berjalan lebih efektif.

4.Melakukan kerjasama dan rekruitmen relawan sebagai tenaga pendidik bagi anak-anak jalanan baik dari kalangan mahasiswa, guru, pemuda, LSM dan elemen masyarakat lainnya yang memiliki kepedulian untuk membantu pembinaan dan pendidikan bagi anak jalanan.

5.Menggelar program-program nyata pendidikan dan pembinaan anak-anak jalanan yang meliputi pelaksanaan program beasiswa pendidikan bagi anak-anak berprestasi namun kurang mampu untuk meneruskan pendidikan hingga jenjang tertentu. Melaksanakan program sekolah terbukadi setiap kelurahan bagi anak-anak jalanan dengan melibatkan relawan dan mengedepankan peran Polsek sebagai fasilitator kegiatan sekolah terbuka anak jalanan. Melaksanakan kegiatan pembinaan keterampilan bagi anak-anak jalanan usia remaja yang putus sekolah agar memiliki bekal keterampilan untuk dipekerjakan pada sektor informal seperti kegiatan kerajinan, otomotif maupun perdagangan.

Dengan adanya program nyata yang dicanangkan kepolisian berupa program Polisi Peduli Pendidikanmaka diharapkan hal ini dapat menjadi secercah cahaya bagi anak-anak yang berada dalam kondisi kurang beruntung guna menyongsong kehidupan yang lebih baik dan masa depan yang lebih cerah. Pada saat yang bersamaan hal ini juga akan mengurangi masalah sosial yang mengarah pada terjadinya gangguan Kamtibmas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun